bendungan wae elaDaerah Maluku 

Pemprov dan TNI Antisipasi Bendungan Wae Ela Jebol

Ambon, indonesiatimur.co. Pemerintah Provinsi Maluku siap mengungsikan warga setempat untuk menghindari banjir bandang jika Bendungan Wae Ela, Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, tak mampu menahan air.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Ibrahim Sangadji siap mengungsikan 4.800 warga Negeri Lima jika Bendungan Wae Ela semakin rawan jebol. Hal tersebut diungkapkan pada Kompas.com, Minggu (21/10/2012).

Ia mengatakan, hingga kini ketinggian air di Bendungan Wae Ela sudah mencapai 81 meter dari dasar bendungan. Selain itu, telah terdapat 37 titik rembesan atau bocoran air yang sangat berisiko jebol jika volume air bertambah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemprov Maluku melalui semua instansi terkait telah melakukan koordinasi. Sejumlah perlengkapan bantuan, seperti tenda dan peralatan lain, sudah didistribusikan ke daerah kawasan bencana.

“Kita sudah melakukan rapat koordinasi lintas instansi terkait dan saat ini sejumlah peralatan, tenda, dan persediaan buffer stock dari Dinas Sosial telah didistribusikan ke Negeri Lima,” ujarnya.

Menurut Sangadji, Pemprov Maluku masih melakukan tindakan pencegahan dengan terus mengimbau kepada warga setempat agar tetap waspada.

“Soal relokasi, sebagian warga masih tetap menghendaki untuk berdiam di Negeri Lima dengan alasan adat dan aset warga, seperti tanaman. Kita sudah lakukan sosialisasi kepada mereka agar dapat diungsikan. Kita juga selalu memberikan arahan agar warga tetap punya tingkat kewaspadaan yang tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sangadji mengatakan, sebelumnya terdapat 38 titik rembesan, tetapi satu titik bocoran air sudah tidak berfungsi lagi. Meskipun demikian, ia tetap meyakini bahwa Bendungan Wae Ela punya tingkat risiko kerawanan yang sangat tinggi dan dapat menimbulkan banjir bandang.

Sementara Komando Resimen Militer (Korem) 151 Binaya telah membentuk Posko Bencana di Desa Seith, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menyusul adanya potensi bencana banjir bandang yang dapat saja terjadi akibat munculnya 37 titik bocoran pada Bendungan Wae Ela tersebut.

Kepada wartawan, Kamis (16/10), Komandan Korem 151 Binaya, Kol Inf Asep Kurniadi mengungkapkan bahwa pembentukkan posko tersebut atas permintaan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu.

“Posko ini didirikan atas permintaan Pak Gubernur, dan oleh Pangdam XVI Pattimura Mayjen Suharsono saya ditunjuk sebagai komandan siaga bencana,” katanya.

Posko yang sudah didirikan berada di Desa Seith, Kecamatan Leihitu, beberapa waktu lalu. Penentuan Desa Seith sebagai posko bencana karena kawasan itu sangat strategis dan jauh dari risiko bencana. Posko tersebut sudah didirikan sejak 14 Oktober 2012 lalu, dan akan ditempati Tim Monitoring yang terdiri dari personel TNI, Dinas PU dan berbagai Instansi terkait lainnya.

Dikatakan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah menentukan tiga titik pengungsian, dan titik-titik tersebut telah dibuat jalur jalannya. Hal ini guna menentukan koordinat bagi masyarakat di kawasan rawan bencana, agar jika terjadi bencana, masyarakat sudah mengetahui simpul dan jalur mana yang harus dilalui.

Ditambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan sirine (alaram) yang sewaktu-waktu akan difungsikan manakala terjadi bencana. Serine ini nantinya akan dibunyikan di seluruh perkampungan warga.

“Ada 20 anggota TNI yang ditugaskan untuk mengontrol pergerakan air di bendungan Wae Ela, anggota kita akan bekerjasama dengan perwakilan PU dan instansi terkait lainnya. Jadi saat tanda bencana dibunyikan, kami harap masyarakat sudah harus menuju posko pengungsian yang telah disiapkan,” ujar Asep Kurniadi.

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.