Hot Maluku 

Tim Kajian Angkutan Laut dan Feri RI Kunjungi Pemkot Ambon

Ambon, MALUKU – Tim Kajian Angkutan Laut dan Feri dari Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Otonomi Daerah Kementerian Sekretariat Negara RI, Selasa (13/11), mengunjungi Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dalam rangka menampung masukan dan persoalan menyangkut kondisi ril penanganan angkutan dan transportasi laut di Kota Ambon.
Rombongan tim kajian terdiri dari empat orang yang diketuai Tri Achmadi dan tiga anggota masing-masing TB Ace Hasan, Ellen Tangkudung dan Lanang Aji. Pertemuan berlangsung di ruang kerja Wakil Walikota (Wawali) Ambon, Sam Latuconsina yang secara langsung menerima kunjungan tim.
Dalam pertemuan tersebut, Wawali didampingi Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, A. G. Latuheru, serta pimpinan SKPD terkait diantaranya Dinas Perhubungan, Dinas Tata Kota, Dinas Pekerjaan Umum serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappekot) Ambon.
Tujuan kunjungan tim ini, menurut Tri Achmadi, adalah untuk melakukan kajian tentang persoalan angkutan laut, sehingga bisa membuat perbandingan dengan Negara-negara tetangga dalam rangka pembenahan dan pengembangan ke arah yang lebih baik.
Dia mengaku, kegiatan kunjungan ini bukan saja dilakukan di Kota Ambon, tetapi juga beberapa lokasi lain seperti Kepulauan Riau dan Sorong, Papua.
“Ambon kita pilih karena lokasinya ada di wilayah Indonesia timur, selain itu juga karena Ambon yang adalah ibukota Provinsi Maluku, memiliki laut yang luas jika dibandingkan dengan daratan. Sehingga dari kunjungan ini kita harap bisa menangkap persoalan nyata di sektor perikanan,” katanya disela-sela pertemuan.
Sementara itu, Wawali Ambon, Sam Latuconsina dalam penjelasannya mengatakan, di Teluk Ambon terdapat kurang lebih 12 pelabuhan besar dan kecil, baik pelabuhan umum dan juga pelabuhan khusus milik instansi terkait seperti PT Pertamina, TNI AL, PPN Ambon dan sebagainya. Keberadaan pelabuhan-pelabuhan tersebut, yang kemudian menjadikan Kota Ambon yang adalah ibukota provinsi, sebagai penghubung kota dan kabupaten lain di Maluku.
Latuconsina mengaku, pengelolaan angkutan dan transportasi laut di Maluku yang menghubungkan kota dan kabupaten, umumnya diatur oleh Pemerintah Pusat (Pempus) melalui instansi yang ada di daerah seperti ASDP dan Adpel yang berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku.
“Sedangkan Pemerintah Kota Ambon hanya mengatur transportasi laut berupa speedboat yang beroperasi di Teluk Ambon dan masuk wilayah administratif Kota Ambon. Seperti dari kawasan belakang kota ke Wayame dan kampung jawa, di luar itu semuanya diatur oleh Pemerintah Provinsi,” jelasnya.
Keberadaan sebagai ibukota Maluku dengan pusat transportasi laut yang menghubungkan daerah-daerah di Maluku, papar Wawali, menempatkan Kota Ambon dalam tanggung jawab dan beban besar untuk melayani masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan angkutan laut.
Misalnya dengan aktivitas kapal feri yang melayari rute Ambon-Namlea dan Ambon-Namrole, secara tidak langusng juga mempengaruhi kelancaran aktivitas masyarrakat di pusat kota. Pasalnya, dengan keterbatasan lahan parkir di dermaga Galala, mengakibatkan antrian kendaraan yang membludak sampai akhirnya menggunakan bahu jalan sebagai akses umum.
“Kondisi ini memang baru terjadi setahun terakhir ini, setelah ada temuan emas di Pulau Buru. Tetapi akibatnya aktivitas di situ menjadi tinggi, volume kendaraan tidak bisa tercover, akhirnya kalau di kawasan itu macet, maka bisa terjadi kemacetan panjang untuk arah dari dalam dan luar kota,” beber Wawali.
Untuk itu, sebagai tindak lanjut penanganan persoalan ini, Pemkot Ambon akan membangun koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Pemprov Maluku, dalam rangka pemindahan dermaga ke lokasi lain seperti di kawasan perairan Kecamatan Nusaniwe atau di perairan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
Wawali menandaskan, Pemkot Ambon pada dasarnya mempunyai konsentrasi penuh agar kawasan Teluk Ambon bisa memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat dan daerah ini. Namun yang menjadi kendala, lanjutnya, adalah keterbatasan investasi di bidang perkapalan. [IL]

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.