Daerah Nusa Tenggara Timur 

Duh! Warga di NTT Ini Terpaksa Mengkonsumsi Pakan Ternak

[ilustrasi: int]
[ilustrasi: int]
Kupang – Kecamatan Amanuban Selatan dan Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sering mengalami gagal panen. Akibatnya, warga sekitar kekurangan bahan makanan sehingga ironisnya sampai berujung pada warga yang terpaksa konsumsi pakan ternak.

Karena Gizi sangat erat kaitannya dengan makanan, maka tidak salah apabila banyak kasus gizi buruk yang ditemukan di daerah tersebut. Jangankan untuk makanan sehat dan mahal, untuk makanan pokok saja sangat sulit untuk didapatkan karena mereka tidak bisa menanami sawah-sawah dan kebun mereka.

Gagal panen dan ketiadaan pangan selama ini sudah menjadi masalah klasik yang sering dialami oleh daerah ini khususnya, umumnya di NTT. Setidaknya ada tiga faktor penyebab gagal panen dan kekurangan panen itu terjadi di NTT.

Pertama, curah hujan yang sangat pendek. Ini memang menjadi masalah utama yang terjadi di NTT yakni dimana musim hujan hanya tiga-sampai empat bulan saja, selebihnya adalah adalah musim kemarau. Karenanya, dibutuhkan solusi dalam mengatasi permasalahan ini salah satunya dengan membangun waduk dan bendungan.

Kedua, sumber daya manusia petani sangat rendah. Diketahui, kebanyakan petani warga NTT, mereka rata-rata tidak berpendidikan dan atau berpendidikan rendah bahkan banyak juga yang putus sekolah. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas tanam mereka sehingga berdampak pada ketersedian pangan.

Ketiga, teknologi yang digunakan sangat sederhana. Ini juga menjadi salah satu penyebab kurangnya pangan dan gagal panen di NTT yakni dimana warga lebih memilih teknik bertani dengan pola bertani tebas – bakar.

Dalam upaya menyelesaikan permasalahan tersebut, Presiden Joko Widodo secara mendadak berkunjung ke NTT pada 25/07. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi membagikan puluhan ton beras serta melakukan ground breaking pembangunan Bendungan Raknamo. Hal itu dilakukan untuk mengentaskan permasalahan ketiadaan pangan yang berdampak pada gizi buruk. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.