Polemik DPRD Merauke Pasca Kepergian Almarhumah Kanisia Mekiuw
Almarhumah Kanisia Mekiuw adalah kader Partai Gerindrayang juga tokoh perempuan dari (suku) Marind, sehingga beberapa politisi menilai bahwa selayaknya penggantinya sebagai Ketua DPRD juga berasal dari Marind. Terkait hali ini Ketua DPD Partai PAN Merauke Harry Ndiken menegaskan Bahwa yang harus menduduki kursi Ketua Dewan sebaiknya dari Papua dan khususnya orang marind asli. Menurutnya Partai Gerindra harus mengutamakan dan memberikan kebijakan untuk orang marind.
“Posisi Ketua DPRD harus orang Marind, itu harga mati dan tidak bisa di tawar lagi. Jadi yang bukan orang Marind harus tahu diri. Soal orang Marind siapa yang duduk di sana, nanti menjadi kebijakan Gerindra, yang jelas di Gerindra ada kader anak Marind,” tegas Harry seperti dilansir oleh Metro Merauke, Selasa (29/11/2016).
Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra Kabupaten Merauke Steven Abraham menyampaikan bahwa partai telah mengajukan usulan untuk Pergantian Akhir Waktu (PAW) sesuai dengan putusan penuh dari KPU. Menurutnya sesuai dengan urutan kebawahnya maka Vincentius Mekiuw yang berhak menajadi aggota dewan karena sesuai dengan hasil pemilihan legislatif. Sedangkan mengenai kursi Ketua DPRD, Partai Gerindra akan mengikuti mekanisme yang ada dengan berpatokan pada AD/ART Partai Gerindra.
”Kalau Vincetius Mekiuw mengantikan yang PAW sedangkan Ketua Dewan harus sesuai mekanisme AD/ART” kata Steven.
Secara khusus Steven menyebutkan mengenai penetapan dan pelantikan Ketua DPRD yang baru akan dilaksanakan setelah masa 40 hari dari kepergian almarhumah ibu Kanisia Mekiuw. Hal ini sebelumnya juga telah dijelaskan oleh Ketua Fraksi Gerindra DPRD Merauke Daniel Walinaulik pada wartawan awal November ini. [ps]
Sumber: metromerauke, sinarpapua
