Kaisuku: Gelar FGD Untuk Buka Cakrawala Berpikir Generasi Muda Agar Kreatif dan Inovatif

Ambon, indonesiatimur.co – Rumah Inspirasi dan Literasi , menggelar Focus Group Discussion, dengan Thema “Partisipasi Generasi Milenial Era Digital Menjawab Tantangan Di Tengah Pandemi Covid-19”, Kamis (30/09/2021) di lantai 5 Hotel Manise, Ambon.

Menurut Direktur Rumah Inspirasi fan Literasi, Fahrul Kaisuku, meski ditengah pandemi Covid-19, ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2020 bertumbuh 11% dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.Hal tersebut didorong oleh perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi.

“Masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah, lebih memilih melakukan less contact economy seperti kuliah atau sekolah online, berbelanja daring, dan melakukan aktivitas pekerjaan melalui pertemuan virtual. Covid-19 juga membuat konsumsi produk kesehatan dan daya tahan tubuh meningkat,”ujarnya.

Pergeseran pola konsumsi masyarakat tersebut menurut Kaisuku, juga mendorong pelaku usaha muda yang tadinya melaksanakan usahanya melalui cara konvensional menjadi turut beradaptasi menggunakan e-commerce.

“Namun, jika dilihat dari nilai ekonomi digital per kapita. Secara berurutan, nilai terbesar masih dipimpin oleh Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dengan demikian Indonesia masih berada di urutan keempat dibanding negara-negara tetangga,”tandasnya.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan Maluku. Dikatakannya, untuk menjadi yang terbaik, berbagai tantangan dalam pengembangan kreativitas digital di Maluku perlu diselesaikan,dan harus disertai campur tangan banyak pihak.

Meski diakui kesadaran kawula muda Maluku atas perkembangan teknologi di tengah pandemi masih dibawah standar dibanding daerah lain. Namun masih dapat dikembangkan.

“Melalui FGD ini, kami mencoba membuka cakrawala berpikir kawula muda Maluku untuk kreatif serta inovatif berperan aktif memanfaatkan digital. Baik untuk memulihkan ekonomi ditengah pandemi maupun sebagai sukarelawan informan cerdas (bukan HOAX) dan tidak terdoktrin isu murahan yang kadang dimainkan untuk memecah belah hidup orang basudara di Maluku,”terangnya. (it-02)