Gubernur Papua: Silahkan Freeport Keluar Saja dari Papua!

[foto: int]
[foto: int]
Jakarta – Reaksi terhadap rencana PT Freeport Indonesia membangun smelter di Gresik, Jawa Timur terus bermunculan bahkan Gubernur Papua Lukas Enembe angkat bicara tentang hal itu. Enembe meminta PT FI keluar saja dari Papua jika tak membangun smelter di Papua.

“Kalau tidak mau bangun smelter di Papua, keluar saja dari Papua,” tegas Lukas di kompleks Istana Negara, Jakarta, seperti dilansir JPNN, Kamis (29/1) malam.

Gubernur mengatakan bahwa atas nama warga Papua, dia menolak rencana pembangunan smelter PT FI yang tidak akan dibangun di Papua.

“Saya didampingi oleh para bupati, pemilik tanah, pemilik wilayah, pemilik tambang sepakat menolak,” tegasnya.

Gubernur mempertanyakan alasan PT. Freeport yang mengklaim bahwa pembangunan smelter di Papua memiliki banyak kendala sehingga memilih di Gresik.

“Kalau freeport tidak mau, kami tolak,” jelasnya.

Dia juga dengan bernada emosi mengungkapkan bahwa banyak tanggung jawab Freeport yang harus dipenuhi khususnya untuk warga Papua.

“Kapan majunya kalau semua industri ada di luar Papua,” tandasnya.

Diketahui sebelumnya, bahwa setelah diberikan kesempatan sampai bulan Januari untuk membangun smelter, keputusan yang diambil PT FI adalah membangun smelter di daerah lain tepatnya di Gresik. (ak)

View Comments (37)

  • fakta membuktikan bahwa telah terjadi ketimpangan pembangunan untuk itu kami mohon dengan sangat agar ada keseimbangan.untuk itu smelter tetap berada di papua.

  • Dukung kbijakan Pak Gubernur....
    Giliran enaknya dibuat di luar, sengsaranya di Papua....

  • Betuullll pak gubernur..... apapun beratnya membangun shlter di papua sebanding dengan keuntungan yang di peroleh. Harus dibangun dipapua untuk kesejahteraan rakyat papua.

  • Tindakan yang patut di puji & perlu di banggakan. Presiden Sukarno sudah susah payah mempertahankan Papua yang akhirnya di gulingkan oleh Amerika melalui Suharto.

  • apa yang menghambat papua untuk maju ? dari faktor prusahaan juga ada... . tapi faktor dari pemda dan warga lokal juga ada , contoh nya... pemda tidak pro aktif membantu dan memediasi perusahaan dengan warga nya ... dan warga nya menuntut penggantian lahan yang tidak masuk akal ...contoh: beli tanah harus beli dengan isi isi tumbuhan, buah2 nya beserta hewan nya ... , no offense ... ini dengar dari kata temen ku yang tinggal di jayapura dan sarmi