Daerah Maluku 

Kades Lermatang Pastikan Dukung  Program PSN Blok Masela

Saumlaki, indonesiatimur.co – Pelbagai program pemberdayaan masyarakat menyongsong Proyek Strategis Nasional (PSN) Blok Masela yang selama ini digelontorkan INPEX Corporation melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PITA, disambut hangat masyarakat Desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Lermatang, Akhil Nusmesse saat ditemui media ini, Rabu (08/12/2021).

Sebagai wakil dari masyarakat yang dipimpinnya, Nusmesse menjelaskan jika program-program pemberdayaan yang diluncurkan INPEX Corporation sebagai perusahan yang dipercayakan mengelola Kilang Gas Abadi Liquefied Natural Gas (LNG) Blok Masela melalui LSM PITA ini perlu didukung karena manfaatnya yang sangat besar bagi masyarakat Desa Lermatang secara khusus, dan masyarakat Tanimbar, bahkan Maluku secara umumnya.

“Soal program-program pemberdayaan INPEX, tak ada alasan bagi kita untuk menolak. Saya pastikan, program-program itu harus jalan, karena ini sangat penting dan bermanfaat bagi masyarkat di Desa Lermatang secara khusus dan Tanimbar secara umumnya,” ungkap Kades.

Saat ditanyakan terkait harga tanah di Pulau Nustual yang telah diputuskan sebesar Rp14 ribu per meternya, dirinya berkomentar bahwa sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Daerah KKT di desanya, dirinya selalu berkoordinasi bersama kepala daerah. Dari hasil koordinasi tersebut, Bupati Petrus Fatlolon juga mengarahkan untuk menyurati Presiden secara langsung dan hal itu telah dilakukan, tinggal menunggu hasilnya.

Kades juga membantah jika penetapan harga tanah di Pulau Nustual telah berdasarkan pada hasil musyawarah bersama dengan satu kata mufakat, bahkan yang terjadi justru tiba-tiba diambil suatu keputusan sehingga ditetapkan sebesar Rp14 ribu per meter kubiknya. Yang sesungguhnya terjadi adalah, masyarakat, bahkan dirinya tidak diberi ruang untuk menyampaikan pendapat.

“Bahkan saya sebagai ketua pemangku adat tertinggi di Desa Lermatang-pun tak diberi ruang. Nanti saya ngamuk dulu baru diberi kesempatan. Dari sini saya menyimpulkan kalau mekanisme ini sudah disetting oleh pihak Provinsi,” terang Nusmesse yang menambahkan bahwa harga tanah mesti disesuaikan dengan history dan juga keunikan tanah di Desa Lermatang dan tidak menjadikan harga tanah sebelumnya sebagai data pembanding.

Ia melanjutkan, meskipun tanah di Desa Lermatang pernah dijual kepada pihak lain, hal itu bersifat pribadi atau person. Artinya ketika ada warga Desa Lermatang yang mempunyai suatu kebutuhan yang bersifat mendesak karena permasalahan ekonomi ataupun pendidikan sehingga menjual tanah kepada pihak lain seperti pengusaha dengan harga yang rendah, hal itu baginya tidak ada persoalan karena bersifat pribadi. Justru menurut dia, sangat disayangkan jika sejengkal tanah yang akan dibeli untuk suatu kepentingan yang lebih besar dan dihargai hanya dengan Rp14 ribu per meternya, hal tersebut sangat mengecewakan.

“Kalau masyarakat punya kebutuhan mendesak kemudian dijual dengan harga seperti itu silahkan. Tapi tidak masuk akal kalau tanah ini mau dibeli untuk kepentingan lebih besar kok dihargai hanya Rp 14.000?,” ketusnya.

Ia menambahkan, di satu sisi, pihaknya selalu mendukung penuh pembangunan LNG Blok Masela serta berbagai program INPEX yang membawa manfaat besar bagi masyarakat, namun untuk persoalan harga tanah harus tuntas karena hal tersebut sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari adat istiadat maupun warisan para pendahulu di Tanimbar. Apalagi kata dia, sebagai orang Tanimbar, sangat menjunjung tinggi tradisi adat Duan dan Lolat yang telah melekat erat.

“Orang Tanimbar itu berjuang mati-matian karena saudara perempuan dan tanah warisan leluhur. Kita dukung INPEX beroperasi di Tanimbar kok. Tapi tidak untuk harga tanah. Saya kira harga tanah ini musti deal dulu, baru bicara soal pembangunan dan yang lainnya karena ini titik awal nasib anak cucu kita di Tanimbar kedepannya,” tegas Kades. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.