Irianti Erningpraja : “Lebih baik berkarya daripada mengeluh!”
Menado, indonesiatimur.co. Ditemui di Manado Town Square (26/10/12) ditengah acara Dialog Budaya antara Budayawan dan Seniman Sulut dengan Budayawan dan Seniman Jakarta, Irianti Erningpraja mantan atlit renang nasional yang kini menjadi pengarang lagu, penyanyi dan energetic coach, punya pendapat berbeda tentang kurangnya apresiasi masyarakat maupun dukungan Pemerintah terhadap Kesenian Daerah termasuk kesenian daerah Sulut.
“Pelaku seni sebaiknya jangan terlau terpengaruh dengan kurangnya dukungan pemerintah maupun kurangnya apresiasi masyarakat terhadap kesenian daerah dan tradisional. daripada mengeluh dan menghabiskan energi untuk mengharapkan pihak lain, lebih baik pelaku seni memfokuskan diri dan energinya untuk berkarya sebanyak mungkin dengan dengan kualitas terbaik,” ungkapnya pada indonesiatimur.co
Menurut perempuan multi talenta yang populer dengan lagu “Ada Kamu” ini, pelaku bisnis, pemerintah daerah, media serta elemen pendukung lain memang harus diajak terlibat. Kondisi yang ideal adalah ketika kombinasi ini berjalan selaras dan bersinergi.
“Namun, jika kita selalu mengharapkan pihak lain berubah sementara pelaku seni sendiri tidak semangat untuk berkarya dan berkembang karena beberapa kendala diatas, hal ini akan menjadi lingkaran masalah yang akan terus berjalan tanpa solusi.”
Pada Acara Dialog Budaya yang diselenggarakan oleh Gayantara Nasdem dan Garda Pemuda Nasdem yang juga dihadiri oleh Musisi Adi Adrian, Andre Hehanussa, Budayawan Tommy F Awuy, Radhar Pancha Dahana, Eric Dajoh, Olden Kansil serta pemerhati/pengamat budaya Cesillia Aida dan komedian-enterpreneur Iwel Sastra. Irianti menanggapi keluhan beberapa pihak yang menyayangkan surutnya kesenian Sulut sampai sampai dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada satu filmpun tentang Sulut maupun yang dibuat di Sulut. dengan memotivasi pelaku seni untuk jangan menyerah.
Irianti menggaris-bawahi keprihatinan budayawan Eric Dajoh yang mengatakan bahwa seharusnya sejak kedatangan dibandara sudah ada kesenian Sulut yang menyambut para tamu di bandara misalkan dengan musik Kolintang atau dengan tarian tarian khas Sulut. namun Irianti menambahkan jika pemerintah tidak tergerak hati untuk melakukannya maka para pelaku seni harus mencari dan mengupayakan alternatif lain.
“Salah satu komponen yang dapat memajukan kesenian harus memutuskan rantai masalah tersebut . Mari kita mulai dari diri sendiri berkarya. Sekarang dengan menggunakan telepon genggam sederhana, kita sudah bisa merekam penampilan kita dan mengunggah ke YouTube agar kesenian Sulut bisa lebih luas menggapai masyarakat.” ujarnya menutup pembicaraan. (IEP)