Budaya Papua Papua Barat 

11 Bahasa Asli Hilang, Identitas Papua Tergerus

[foto: ciktiangmerapu.blogspot.com]
[foto: ciktiangmerapu.blogspot.com]
Setidaknya ada 11 bahasa di Papua yang saat ini sudah hilang atau punah. Dari ke 11 bahasa itu, 6 bahasa di antaranya di Provinsi Papua Barat dan 5 di Provinsi Papua. Dengan hilangnya bahasa tersebut menunjukan bahwa orang asli Papua telah kehilangan identitasnya.

Seperti yang diungkapkan oleh dosen Antroologi Uncen, Andi Goo dan Jack Morin dalam acara seminar dengan tema “Diskusi Ilmiah tentang Krisis Identitas Manusia dan Bahasa di Papua,” di ruang Jusuran Antropologi, Uncen, Jumat (27/09/13).

Dikutip dari majalahselangkah.com Jack Morin mengatakan bahwa “Bahasa itu jendela budaya, jadi dengan hilangnya 11 bahasa ibu di Tanah Papua, menunjukan, bahwa penurur bahasa ibu semakin berkurang sehingga terjadi krisis identitas manusia Papua,” tuturnya.

Lebih lanjut Andi Goo menambahkan, permasalahan sosial, politik, kebudayaan serta perubahan pada struktur sosial kelompok etnis di Papua berdampak pada identitas ke-Papua-an. “Dalam hal ini, perubahan struktur  termasuk keinginan dan hak untuk hidup setara dengan manusia lain di bumi dalam perkembangan kebudayaan,”  tambah Andi Goo.

Andi Goo juga mengatakan, perubahan sosial, politik dan kebudayaan yang berkembang pesat secara sadar maupun tidak, sudah mempengaruhi identitas bahkan kultur sebagai orang asli Papua. “Ada beragam faktor yang menjadi alasan, termasuk unsur-unsur paksa dengan kebijakan yang tidak ramah dan menyentuh akar orang asli Papua,” tegasnya.

Etnis orang Papua saat ini sudah tidak lagi menggunakan bahasa ibu untuk  berkomunikasi dan mereka memilih menggunakan bahasa Melayu Papua. “hal itu termasuk juga komunikasi dalam satu keluarga inti,” tambah Jack.

Situasi tersebut semakin dipersulit dengan adanya perkawinan campur dan minimnya otoritas untuk berkomunikasi dengan bahasa ibu serta alasan lainnya. “Masih banyak alasan, termasuk alasan klise yaitu malu menggunakan bahasa Ibu,” pungasnya. [As]

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.