Perjuangkan Budaya Thionghoa dan Budaya Lokal Papua Sebagai Perekat Bangsa
Jayapura – Ada hal menarik di perayaan Tahun Baru Imlek 2565 di Vihara Arya Dharma, Skyland, Kota Jayapura, Jumat (31/1). Sejumlah warga Thionghoa di Kota Jayapura dan Sentani mengenakan busana serba merah dan berduyun-duyun datang ke Vihara Arya Dharma untuk berdoa. Kemudian setelah selesai berdoa mereka menyaksikan atraksi Barongsai yang disuguhkan siswa-siswi SD Kristen Kalam Kudus, Jayapura.
Ketua Paguyuban Sosial Masyarakat Thionghoa Indonesia (PSMTI) Papua yang juga sekaligus sebagai Ketua Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek 2565 Ishak Montolalu mengajak masyarakat untuk terus memperjuangkan budaya Thionghoa dan budaya lokal Papua agar selalu bisa menjadi perekat bangsa dan negara.
“Selama ini, kami ingin agar budaya Thionghoa menjadi perekat bangsa yakni antara orang Thionghoa dengan masyarakat lokal di Papua ini,” ujar Ishak Montolalu seperti dikutip Bintangpapua.com, Minggu (02/02).
Menurut Ishak, atraksi Barongsai menggambarkan singa-singa yang bereaksi untuk menaklukan segala hal-hal buruk dalam hidup. Sementara pemasangan lampion, kata Ishak, merupakan upaya untuk mengembalikan tradisi Thionghoa di dalam setiap keluarga.
Ishak menjelaskan, jika pihaknya merasa bangga terhadap respons masyarakat merayakan Imlek, karena 2.500 buah lampion yang disiapkan terpasang habis mulai dari Kota Jayapura, Abe hingga ke Sentani.
“Lampion juga dipasang di sejumlah Gereja sebagai bukti toleransi beragama warga di Kota Jayapura,” tandas Ishak. (as)