Budaya Sulawesi Selatan 

25 Raja Nusantara Dikumpulkan di Makassar, Ada Apa?

[foto: int]
[foto: int]
Makassar – Polisi Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar acara Mabbulo Sibatang. Dalam acara tersebut, seluruh raja dari kerajaan yang ada di Tanah Air dikumpulkan.

Wakapolda Sulsel Brigjen Ike Edwin mengatakan bahwa Mabbulo Sibatang adalah salah satu program Polda Sulsel yang merupakan wadah untuk melakukan antisipasi ancaman ganguan Kamtibmas.

“Ini dilakukan dengan cara persuasif melalui cara-cara tradisional yang dianut oleh masyarakat Sulsel,” kata Edwin saat melakukan dialog regional wilayah Timur Indonesia bertema ‘Percepatan Penetapan Hutan Adat’ di Ruang Rapat Pimpinan Lantai 2 Kantor Gubernur Sulsel, seperti dilansir okezone, 07/07.

Melalui kegiatan Mabbulo Sibatang, kata Edwin, pihaknya berinisiatif mengumpulkan raja-raja yang dari seluruh Nusantara.

“Ada 25 orang, saya kumpulkan, Ini adalah aset untuk menguatkan persatuan kita,” ujarnya.

Menurut Edwin, dulu raja dan kerajaan tidak mengenal Pancasila namun mereka masing-masing memiliki kelembagaan dan ternyata bisa hidup damai.

“Di era kini, keberadaan mereka diabaikan, tidak diberikan peran,” jelasnya.

Yogyakarta, kata Edwin, adalah salah satu kerajaan yang merupakan satu-satunya di Indonesia yang diberi peran mengatur wilayah secara keseluruhan, baik secara adat maupun dalam administrasi pemerintahan.

“Berbeda dengan kerajaan lain yang masih diingat oleh negara ini, peran mereka dipersempit, hanya di wilayah adat dan budaya,” terangnya.

Padahal, kata Edwin, kalau raja dan kerajaan ini, masing-masing potensi lokal ini diberi tempat, maka akan berdampak pada kehidupan yang lebih damai.

“Kalau mereka kuat maka itu barulah menuju Pancasila yang sesungguhnya meskipun sebelumnya tidak mengenal Pancasila,” jelasnya.

Edwin menerangkan, di Indonesia ini ada 150 kerajaan Nusantara, tapi jangankan diberi peran, saat peringatan hari jadi kabupaten/kota saja mereka tidak dihadirkan. Padahal, banyak sekali jasa raja dan kerajaan Nusantara ini terhadap proses kemerdekaan indonesia.

“Ingat, Indonesia baru berusia 65 tahun sementara kerajaan-kerajaan itu sudah ada sejak 500, 800, hingga 1.000 tahun lebih,” tegas Edwin. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.