Daerah Maluku 

Poltek Negeri Ambon Resmi Buka Prodi Teknik Produksi Migas

Ambon, indonesiatimur.co – Kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku yang mampu mengelola sendiri sumber daya alamnya, seperti Blok Masela, semakin mendesak. Oleh karena itu Politeknik Negeri Ambon, dengan resmi membuka Program Studi Teknik Produksi Migas pada pendidikan diploma empat (D4).

“Khusus untuk blok Masela, kita dapat revitalisasi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk menyiapkan peralatan dan sumber daya manusia untuk Migas. Dan sekarang kita sudah punya program studi Teknik Produksi Migas, dan tahun ini merupakan angkatan pertama,” ujar Direktur Politeknik Negeri Ambon, Djon Kafiane Elwarin kepada wartawan di sela-sela kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun 2017, di Aula Politeknik Negeri Ambon, Kamis (31/8).

Untuk angkatan pertama ini, Politeknik Negeri Ambon telah melakukan seleksi dan kuota yang ditentukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) hanyalah 15 mahasiswa.

Hasil proses seleksi tersebut akan diumumkan pada tanggal 4 September mendatang dan proses belajar mengajarnya pada tanggal 18 September 2017.

“ Kesempatan ini hanya untuk 15 mahasiswa. Proses seleksi sudah selesai dan tanggal 4 September nanti kita akan umumkan hasilnya,” jelasnya.

Dirinya mengakui memang sedikit sekali kuota untuk Prodi Teknik Produksi Migas, hal ini dikarenakan seluruh pembiayaan kuliah akan didanai oleh Kemenristekdikti.

“15 ini berdasarkan instruksi dari Kemenristekdikti. Mengapa harus 15 saja? karena semuanya terkait dengan pembiayaan. Dimana sejak awal kuliah hingga selesai, mereka akan dibiayai oleh Kementerian, jadi mahasiswa yang masuk ditanggung melalui beasiswa. Intinya seperti itu,” jelasnya.

Prodi baru ini pun tidak langsung dikelola oleh Politeknik Negeri Ambon, karena pengelola yang sebenarnya ialah Kemenristekdikti. Hanya saja dalam waktu dekat Direktur Politeknik Negeri akan membentuk tim khusus untuk dapat membantu pengelolaan prodi tersebut.

“Karena masih program study baru dan belum ada jurusan terkait migas, dan surat dari kementerian menegaskan, prodi tersebut akan dikelola langsung oleh Kemenrisetdikti. Karena itu nanti saya akan bentuk satu tim untuk membantu mengelola itu,” tandasnya.

Kedepan ia berencana agar prodi tersebut dapat dikembangkan menjadi jurusan migas dan didukung oleh beberapa program studi pendukung lainnya.

Walaupun telah dipastikan proses perkuliahan berlangsung 18 September, namun terkait dengan tenaga pendidik, hingga saat ini, Djon masih menunggu hasil diskusi antara Politeknik Negeri Ambon yang diwakili oleh Wakil Direktur I bersama dengan Kemenristekdikti, terkait dengan kurikulum yang akan digunakan untuk Prodi tersebut.

Tetapi, bisa dipastikan sebagian besar tenaga pendidik khusus migas akan diambil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Sekolah Tinggi Migas di Jawa Tengah.

“Kita telah kerja sama dengan ITB dan salah satu sekolah tinggi migas di Jawa Tengah, mereka yang akan kita gunakan dan telah disiapkan oleh Kementerian untuk mengajar. Memang untuk umum ada dosen dari Politeknik sendiri namun untuk yang spesifikasi migas harus dari dua perguruan tinggi tadi. Semester satu masih dengan dasar jadi peralatan tidak menjadi masalah , sisanya yang kurang nanti akan ditambahkan oleh Kementerian. Yang jelas untuk tenaga pendidik masih dibicarakan, dan masih menunggu kurikulum yang sementara dibahas di Kementerian,” ujarnya. ( it – 01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.