Budaya Maluku 

Gubernur Sebut Karnaval Abdau Sebuah Berkat

Ambon, indonesiatimur.co – Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs. Murad Ismail, mengungkapkan ritual Karnaval Abda’u yang diselenggarakan warga Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kebupaten Maluku Tengah, setiap tahun pada Hari Raya Idul Adha merupakan sebuah berkat. Pasalnya, Karnaval Abda’u merupakan cara pandang beragama dan ekspresi berbudaya yang hebat.
“Harus tarus dirawat, jaga akang bae-bae (jaga baik-baik) dan terus dikembangkan dengan baik dan benar. Beta (saya) merasa terpanggil secara moril dan bertanggungjawab untuk mengingatkan ini, sebab bagi beta, Karnaval Abdau ini adalah berkat bagi Aman Barakate Tulehu,” ungkap Gubernur Maluku dalam sambutan yang disampaikan Asisten III Setda Maluku, Kasrul Selang, saat membuka dengan resmi Karnaval Abda’u, di Negeri Tulehu, Minggu (11/8/2019).

Dikatakan, perayaan Idul Qurban dan Karnaval Abda’u bagi masyarakat Tulehu menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Jika orang berbicara Idul Qurban, spontan yang teringat adalah Karnaval Abda’u. Sebaliknya, jika orang berbicara Karnaval Abda’u, spontan juga orang teringat akan Idul Adha atau hari raya Qurban.
“Karena itu, menurut beta, katong (kita) samua patut berterima kasih kepada katong pung orang tua-tua, yang dengan daya imajinasi luar biasa, telah menciptakan dan mewarisikan sebuah cara pandang beragama dan ekspresi berbudaya yang hebat, yaitu Abda’u (yang kemudian berkembang menjadi sebuah Karnaval Abdau),” kata Gubernur mengingatkan.

Gubernur menambahkan, Karnaval Abda’u yang dirayakan setiap tahun telah banyak mendapat apresiasi dan perhatian banyak orang. Dan lebih dari sekedar itu, memberi dampak ekonomis yang signfikan bagi warga Tulehu khususnya dan warga Maluku umumnya.
Oleh karena itu, Gubernur berharap, Karnaval Abda’u benar-benar menjadi ruang terbuka untuk setiap orang atau komunitas di Tulehu untuk berekspresi dalam nuansa beragama dan cita rasa berbudaya yang saling mengisi dan sangat kental.
“Karnaval Abda’u harus menjadi momen untuk mampu membuat katong bisa berkumpul dan berkenalan dengan orang-orang berbeda, juga menjadi ruang yang mampu memicu kebahagiaan dan tawa bagi siapa saja yang menyaksikannya, sekaligus adalah momentum untuk mewariskan pesan nilai-nilai spiritualitas berkurban, yaitu ketulusan, keikhlasan dan kerelaan dalam berkurban,” harap gubernur. (it-02 /humasmaluku)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.