Ekonomi & Bisnis Sulawesi Tengah 

Listrik dari PLTA Poso Mubazir

PLTA Poso
PLTA Poso

Palu, Indonesiatimur. Anggota Komisi VII DPR RI, Halim Kalla, mengemukakan bahwa produksi listrik dari PLTA Poso saat ini menganggur sekitar 125 Mega Watt karena tidak ada jaringan transmisi untuk menyalurkannya kepada masyarakat.

“Sayang sekali, di satu sisi daerah ini kelebihan produksi listrik namun di sisi lain masyarakat kekurangan listrik karena tidak ada jaringan distribusi,” kata Halim Kalla dalam pertemuan Tim Komisi VII DPR RI dengan jajaran PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) di Palu, Rabu (17/4) seperti dilaporkan Antara.

Menurut dia, PLTA Poso di Desa Sulewana yang dibangun PT Poso Energi milik keluarga Kalla menghasilkan listrik 215 MW, namun yang dibeli PLN saat ini baru sekitar 90 MW sehingga ada yang menganggur sekitar 125 MW. Alasan utamanya adalah tidak ada jaringan untuk distribusi, karena sampai saat ini PLN belum memiliki saluran udara tegangan tinggi (SUTT) untuk menyalurkan listrik dari Sulewana, Kabupaten Poso ke Kota Palu dan sekitarnya.

Menurut dia, kalau SUTT terealiasi, rasio elektrifikasi di Sulawesi Tengah yang ditargetlkam 72 persen pada 2014 bisa terealisasi bahkan lebih dari itu. “Tolong Pak, SUTT yang sedang dikerjakan dari Poso ke Palu hendaknya bisa segera berfungsi,” ujar adik kandung mantan Wapres Jusuf Kalla itu.

Sementara itu General Manager PT PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo Januwarsono Suwarso mengemukakan bahwa PLN sedang membangun SUTT dari Sulewana ke Palu yang ditargetkan selesai November 2013. “Kalau SUTT dari Sulewana ke Poso sudah selesai, listrik PLTA Poso akan masuk Poso sebesar 10 MW mulai 1 Mei 2013 ini,” ujarnya.

Menurut Suwarso, pembangunan SUTT ini mengalami dua kendala pokok yakni sulitnya medan untuk membawa material ke lokasi-lokasi tiang tinggi (tower) SUTT sehingga untuk beberapa lokasi harus menggunakan helikopter untuk mengangkut material. “Ada 150-an tiang yang tidak ada akses darat sama sekali untuk membawa material sehingga harus diangkut dengan helikopter,” ujarnya.

Kendala kedua adalah terlambatnya izin penggunaan hutan dari kementerian kehutanan. Kalau perizinan ini lancar, maka November 2013, SUTT Sulewana-Poso-Palu sudah akan operasional, katanya menambahkan. Saat ini, katanya, sebagian besar ’tower’ sudah selesai dibangun dan tinggal menarik kabelnya saja. (AW)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.