Budaya Sulawesi Barat 

Wagub Sulbar Minta Agar Budaya “Saeyang Pattuqdu” Di Lestarikan

[foto: int]
[foto: int]
Polewali – Budaya tradisional kini semakin tergerus oleh budaya-budaya baru, untuk itu Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Aladin S Mengga meminta agar budaya “Sayyang Pattuqdu” atau Kuda Menari tetap dilestarikan.

Hal itu diungkapkan ketika menghadiri peringatan maulid di sebuah desa terpencil, Kappung Lombang Desa Poda-Poda Kecamatan Tubbi Taramanuk (Tutar) Kabupaten Polewali Mandar, Senin 17 Februari.

Menurut Wagub, kuda menari merupakan ciri khas budaya suku Mandar. Hal ini sudah menjadi tradisi unik dilakukan masyarakat dalam memeriahkan khataman Alquran, pernikahan, dan bahkan lebih dominan dipadukan dalam sebuah kegiatan religius.

“Budaya ini merupakan satu-satunya tradisi mandar yang unik. Apalagi budaya kebanggaan Sulbar tersebut terbukti sempat meraih juara nasional pada pekan budaya beberapa waktu lalu. Oleh karena itu wajib kita pertahankan sepanjang masa,” katanya, seperti dilansir fajar.co.id, rabu, 19/2.

Sementara itu, tokoh agama Sulbar, Dr Sahabuddin Kasim juga mengungkapkan harapan yang sama.  Dirinya mengaku sangat bangga dan mengapresiasi semangat masyarakat khususnya warga Desa Poda-poda yang dianggap masih mampu mempertahankan budaya religius.

“Meski wilayah ini jauh terpencil, berkisar 50 kilometer dari  Kota Polewali, masyarakat di sana masih dapat merayakan maulid dengan meriah,” katanya. (as)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.