Dampak Negatif Penambangan Emas di Gunung Botak Maluku
Ambon —Penambangan Emas di Gunung Botak, Pulau Buru memberikan banyak dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Salah satu dampak negatifnya adalah adanya zat kimia berupa Cianida dan Mercury (hg), serta penyemprotan gunung oleh air bertekanan tinggi menggunakan mesin Dompeng.
“Aktivitas penyemprotan gunung dengan bertekanan akan mengikis batuan dan tanah. Dalam waktu yang relatif singkat, gunung tersebut akan gundul dan rata dengan tanah,” kata Ketua Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Pattimura Ambon, Ampy Tulalessy seperti dilansir ambonekpress.com, Rabu (12/11).
Menurut Ampy, batuan dari hasil penyemprotan ini kemudian membentuk aliran air yang kemudian mengalir secara terus menerus.
“Maka bayangkan saja, kalau dalam satu hari mesin itu bekerja bisa menghabiskan gunung-gunung disana,”ungkap dia.
Menurut Ampy, berdasarkan informasi lain yang diperoleh saat ini ada sekitar puluhan mesin Dompeng yang digunakan menyemprot gunung untuk menghancurkan batuan dan tanah yang ada di dalam gunung tersebut.
“Saya turun langsung ke lokasi penambangan Gunung Botak,” jelasnya.
Kerusakan lingkungan sebagai akibat kegiatan pertambangan rakyat di Gunung Botak sudah pada tidak membahayakan. Berbahaya untuk lingkungan alam sekitar, para penambang maupun masyarakat sekitarnya. Daya rusak lingkungan sudah pada tingkat paling berbahaya. Racun merkuri telah mematikan ekosistem dan menimbulkan bahaya lain terhadap ikan maupun bioata air. Lingkungan menjadi tandur dan hancur untuk kemudian dapat menimbulkan longsor dan banjir bagi area rendah. Bupati dan jajarannya, Pihak aparat Hukum dan pihak berwenang lainnya, harus mengambil tindakan segera menghentikan kegiatan pertambangan itu. Membiarkannya – mungkin saja karena ikut mendapat keuntungan, sama saja dengan ulah penjahat umumnya.