Ekonomi & Bisnis 

Menko Maritim Ingin Bangun Kota Migas di Indonesia Timur

[foto: int]
[foto: int]
Jakarta – Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Dr Rizal Ramli, mengatakan jika pihaknya ingin membangun kota migas di Indonesia Timur. Hal itu akan dilakukan dengan mengintegrasikan industri hulu dan hilir gas alam.

“Lebih baik kilang gas atau train dibangun di Pulau Aru, daripada diolah di lepas pantai oleh perusahaan campuran Belanda-Inggris Royal Shell Dutch dan hasilnya dijual semua ke luar negeri,” kata Rizal, seperti dilansir InilahCom, Senin (21/9/2013).

Rizal meminta Kementerian ESDM, satuan Kerja Khusus (SKK ) Hulu Migas mengkaji dan mengevaluasi tawaran pembangunan train lepas pantai Shell dibandingkan dengan membangun train di Pulau Aru.

“Gas terus diekspor, tapi daerah Indonesia Timur tidak pernah mendapat manfaatnya,” ujar Rizal.

Menteri Rizal membayangkan gas alam dari lapangan Masela yang mengandung 10,7 triliun kaki kubik (TCF) gas dialirkan melalui pipa sepanjang 600 kilometer ke train di P. Aru.

“Kemudian gas alam yang sudah diproses bisa dialirkan ke industri pupuk atau petrokimia dan pembangkit listrik di dekat P.Aru,” terangnya.

Dengan demikian, kata Rizal, industri gas di Maluku Selatan ini mempunyai efek berganda terhadap perekonomian Indonesia Timur. Apalagi, cadangan terbukti di lapangan blok Masela ini merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, setelah lapangan Blok Bintuni yang mengandung gas 14,4 TCF diolah di Tangguh, Papua Barat .

“Train Tangguh baru mengolah 6 TCF dan dijual ke luar negeri. Artinya masih ada lebih dari separuh cadangan gas terbukti berada di perut bumi Teluk Bintuni,” jelasnya. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.