Agenda Internasional Maluku 

Presiden Micronesia Bakal Kunjungi Ambon

Ambon, indonesiatimur.co – Presiden Federal State Of Micronesia (FSM), Pieters M. Cristian dipastikan akan berkunjung ke Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Kedatangannya sebagai tamu negara atas undangan Presiden RI, Djoko Widodo sekaligus mengunjungi Maluku, karena beliau merupakan keturunan Indonesia yang berasal dari Maluku dan merupakan generasi ketiga di Micronesia.

Keterangan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Hamin bin Tahir kepada wartawan, usai memimpin Rapat Pra Persiapan Kedatangan Presiden Mikronesia di Lantai 2 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (11/7).

“Beliau diundang oleh Bapak Presiden, karena beliau juga memiliki asal-usul dari Maluku, sehingga beliau juga ingin secara khusus mengunjungi Maluku khususnya di Ambon. Rencana kunjungan beliau tanggal 21 Juli mendatang,” ungkap Sekda

Ketika ditanya, siapa saja yang akan mendampingi Presiden selama kunjungannya di Ambon,  Sekda menjelaskan sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi. Namun segala persiapan harus terus dimatangkan.

“Kementerian (Kementerian Luar Negeri, red) ketika ditanya belum menjelaskan secara detail. Nanti akan ada rapat lagi hari Jumat (13/7) untuk persiapan. Hari ini kan masih pra, masih tentatif semua. Jadi belum tahu ada berapa orang yang datang,” terangnya.

Selama berada di Kota Ambon, lanjut Sekda, Presiden Micronesia akan mengisi Kuliah Umum di Universitas Pattimura (Unpatti) serta mengunjungi home industry. Koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait guna pemantapan jadwal kunjungan perlu dilaksanakan sejak dini.

“Tadi kan hadir Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta OPD lainnya. Mereka minta ke kita, kalau ada bisnis yang ada di kita, itu semua kita tampilkan, UMKM atau home-home produksi,” terangnya.

Pertimbangan waktu kunjungan yang singkat, maka home-home industry yang akan dikunjungi nanti, menurut Sekda, akan dikonsentrasikan di satu titik untuk efisiensi waktu.

“Jadi di lokasi kita akan tampilkan hasil home industry masyarakat kita, seperti abon ikan, ikan asar, jus pala, keripik, untuk ditampilkan,” paparnya.

Pemprov juga, kata Sekda, akan menawarkan jadwal kunjungan ke destinasi wisata berbasis bahari, dengan tujuan pengenalan potensi daerah.

“ Permintaan Pak Gubernur adalah kalau ada waktu luang, bisa ada kegiatan tambahan. Mungkin bisa melihat pantai atau wisata lainnya di Ambon untuk memperkenalkan Maluku ke beliau,” tukasnya.

Kunjungan Presiden ini, harus dilihat sebagai perekat budaya dan ekonomi serta sebagai sarana untuk membangun kerjasama antar negara.

“Kunjungan ini sangat positif, apalagi kita termasuk rumpun Malanesia sama seperti Negara Micronesia, sehingga budaya bisa sebagai perekat. Dengan kunjungan ini, kita akan coba membangun kerjasama dengan negara-negara Pasifik Selatan yang memang notabene-nya ada keturunan dari Maluku,” ucapnya.

Sementara itu, usai Rapat Koordinasi bersama Pemprov Maluku, Rima Cempaka dari Direktorat Asia Timur dan Pasifik, Kementerian Luar Negeri menerangkan, selain mengunjungi Ambon, Presiden Micronesia akan mengunjungi Bandung, Jawa Barat dan tentunya Jakarta. Rencananya, kunjungan akan dilaksanakan tanggal 17 – 24 Juli 2018.

“Presiden Micronesia akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 17 sampai dengan 24 Juli. Kunjungan tersebut sebenarnya kunjungan kenegaraan memenuhi undangan Bapak Presiden RI. Dan disela-sela kunjungan kenegaraan tersebut akan berkunjung juga ke Ambon melihat kampung halaman, karena beliau bagian dari keluarga besar diaspora Indonesia keturunan Ambon yang merupakan generasi ketiga di Micronesia,” jelas Rima.

Menurutnya, setelah rapat pra persiapan, selanjutnya akan dilakukan rapat lanjutan di Jakarta.
“Kita berkoordinasi jadi kita persiapan untuk nanti rapat di Jakarta untuk memfinalisasi untuk rencana kunjungan,” tukas Rima.

Rima melanjutkan, kunjungan kenegaraan seperti ini sangat baik bagi Indonesia khususnya Provinsi Maluku. Walaupun masih penjajakan kerjasama, namun sebagai negara sahabat ada berbagai kemungkinan kerjasama yang bisa saja terjadi.

“Itu masih penjajakan kerjasama awal. Jadi lebih pada penjajakan kerjasama ke depan misalnya kita bisa jajaki people to people, kerjasama antar daerah atau kerjasama antara Kota Ambon dengan kota Palikit atau kerjasama misalnya di bidang kebudayaan,” tandas Rima.(it-01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.