Daerah Maluku 

Banjir Di Kota Ambon Akibat La Nina Lemah

Ambon, indonesiatimur.co – Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon pada Sabtu (03/10/2020) hingga mengakibatkan banjir di sejumlah titik, disebabkan gangguan cuaca secara global, regional dan lokal.

Hal ini dikatakan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Pattimura Ambon, Wehelmina Paays kepada media di Hotel Marina- Ambon, Senin (05/10/2020).
” Analisis hujan ekstrim kemarin hingga mengakibatkan banjir di Kota Ambon, penyebabnya adalah gangguan cuaca secara global, regional dan lokal,”ujarnya.

Menurutnya gangguan global yaitu karena dipengaruhi La Nina lemah. Sedangkan regional, dipengaruhi oleh adanya tuntunan angin disekitar wilayah Maluku bagian tengah yang berpengaruh terhadap proses peningkatan dan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Pulau Seram, Pulau Ambon dan Pulau Buru.” Kemudian secara lokal, kondisi kelembaban udara di wilayah Maluku khususnya di Pulau Ambon, Pulau Seram dan Pulau Buru juga lembab kondisinya dengan nilai 80 persen hingga 100 persen, yang mengakibatkan kondisi udara semakin labil dan berpotensi mendukung awan-awan hujan di ketiga wilayah tersebut, khususnya di kota Ambon,”terangnya.

Karena ada gangguan cuaca secara global, yaitu La Nina lemah, Paays mengatakan, kondisi yang harusnya sudah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, pada bulan Oktober hingga Desember ini di prediksi akan berada di musim kemarau, tetapi kemaraunya basah karena peningkatan intensitasnya curah hujan dengan adanya La Nina lemah tersebut.

“Sebenarnya puncak musim hujan di kota Ambon terjadi di Bulan Juli hingga Agustus. Yang terjadi kemarin itu angin kencang, kilat hingga petir.Diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan pada Oktober-Desember . Kita tidak bisa katakan apakah akan lebih deras dari kemarin, karena yang kami katakan ini bulanan. Yang kemarin itu kejadian harian,”jelasnya.

Sementara itu Kepala stasiun BMKG Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wiral memberikan himbauan kepada masyarakat, yang tinggal di daerah perbukitan, agar waspada dengan cuaca yang ada karena bisa terjadi tanah longsor. Sedangkan masyarakat yang tinggal di dataran rendah, harus tetap waspada untuk memperhatikan situasi ketika hujan, karena bisa terjadi banjir.
“Kalau pancaroba, curah hujan diawalnya memang tinggi. Masyarakat harus waspada supaya ada evakuasi mandiri. Jangan menunggu pemerintah. Bukan berarti pemerintah membiarkan masyarakat, tetapi untuk kewaspadaan,”tandasnya.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat juga memperhatikan informasi dari pemerintah. Karena nantinya BMKG akan memberikan informasi kepada Pemkot Ambon, yang menginformasikan curah hujan tinggi dari jam berapa sampai jam berapa. (it-02)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.