Bantah Isu Widya Pratiwi Bagi Uang, Tuarita Akan Surati Gakkumdu
Ambon, indonesiatimur.co – Adanya kampanye hitam (black campaign) untuk menjatuhkan Widya Pratiwi sebagai caleg DPR RI dapil Maluku dari Partai Amanat Nasional (PAN), ditanggapi Ketua Tim Pemenangan Widya Pratiwi, Haerudin Tuarita.
Tuarita tegaskan, pihaknya tidak pernah meminta KTP pemilih dan menjanjikan untuk memberikan uang sebesar Rp 300ribu-600ribu rupiah bagi masyarakat untuk mencoblos Widya Pratiwi.
“Isu ini merupakan black campaign untuk menjatuhkan Widya Pratiwi. Apalagi Widya Pratiwi adalah figur yang potensial terpilih sebagai wakil rakyat dari Maluku ke DPR RI periode 2024-2029. Isu ini sangat merugikan ,”tandasnya.
Tuarita tegaskan, Widya Pratiwi bukan politisi yang hanya duduk diam saja. Tetapi dirinya turun ke daerah-daerah untuk bertemu langsung dan berdialog dengan masyarakat.
Menurutnya, Widya Pratiwi mempergunakan seluruh waktu kampanye tatap muka terbatas itu mulai dari tanggal 28 November sampai 20 Januari. Sementara di atas tanggal 21 Januari sampai tanggal 10 Februari kampanye rapat umum.
“Dari tanggal 20 januari Widya Pratiwi turun ke masyarakat dan menjangkau hampir seluruh kabupaten kota yang ada di Maluku. Bahkan sampai pada tingkat desa dan kecamatan, mulai dari Tanimbar, Maluku Tenggara, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kota Ambon . Sudah 9 kabupaten yang kami datangi. Itu artinya Widya Pratiwi juga ingin mensosialisasikan diri dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa lewat kampanye -kampanyenya,”jelas Tuarita kepada media ini, Minggu (04/02/2024).
Tuarita jelaskan, dengan turun langsung dan berdialog dengan masyarakat, Widya Pratiwi mengajak untuk mengedukasi bagaiamana demokrasi yang baik .Dengan bertatap muka, berdialog dan berinteraksi langsung, masyarakat juga bisa mengetahui tentang kandidat yang akan dipilihnya, agar tidak pilih kucing dalam karung .
“Widya Pratiwi telah melakukan kampanye dari tanggal 28 November sampai hari ini, 4 Januari, berarti sudah sekitar 67 hari melakukan kampanye tatap muka itu. Dan kami temui hampir 500 kali lebih bertatap muka termasuk di rumah. Ini artinya ada 500an kesempatan dimana Widya Pratiwi mengedukasi masyarakat, disamping mensosialiasikan dirinya sebagai calon anggota DPR RI,”bebernya.
Dikatakannya, yang sudah dilakukan Widya Pratiwi adalah mensosialisasikan dirinya dengan baik, juga mengedukasi masyarakat, mengajak bagaimana cara memilih yang benar, cara mencoblos yang benar, melakukan simulasi dan tidak mengajak warga untuk golput, itu artinya sama-sama menjunjung sportifitas dalam masa kampanye.
“Jika akhir-akhir ini banyak isu-isu yang dimainkan dalam bentuk kampanye hitam untuk menjatuhkan calon tertentu, salah satunya Widya Pratiwi. Dimana ada orang yang mengaku sebagai tim Widya Pratiwi, mengetok pintu rumah orang, meminta KTP dengan imbalan akan memberikan 300-600 ribu . Ini tentu ini sangat merugikan bagi Widya Pratiwi, karena kami dengan sepenuh hati menjalankan mekanisme yang ada di aturan,”ucapnya.
Dia berharap kepada pihak penyelenggara, pihak kepolisian, kejaksaan, agar bisa mendeteksi masalah-masalah seperti ini, agar tidak terjadi caos.
“Kami mengajak pihak terkait dari keamanan agar dapat menyikapi masalah seperti itu dan kami akan menyurati Gakkumdu, supaya kami bisa tenang dalam bekerja,”tegasnya.
Tuarita mengakui, dalam melaksanakan kampanye, ada surat menyurat yang di keluarkan oleh partai untuk melakukan ijin.
“Hal ini dilakukan supaya kita bisa sama – sama menjaga marwah demokrasi itu, karena disitu dilibatkan juga pihak Bawaslu, Kejaksaan, Polri, yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu sebagai pengawas, agar jangan sampai ada kecurigaan pidana tentang kampanye itu sendiri,”ungkapnya. (it-02)