25 Persen Desa di Maluku Tak Berlistrik
Ambon, Indonesiatimur. Sekitar 25 persen atau 246 desa dari total sekitar 1.000 desa di sebelas kabupaten/kota di Maluku hingga kini belum teraliri listrik. Energi terbarukan berupa tenaga mikro hidro kini coba dikembangkan pemerintah di sejumlah wilayah untuk mengatasi masalah tersebut.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Marthen Nanlohy mengemukakan hal itu saat Seminar Tenaga Mikro Hidro, di Ambon, Maluku, Kamis (18/4).
Seminar digelar Universitas Kristen Indonesia Maluku bekerja sama dengan Delft University of Technology dan lembaga EVD (International Business and Cooperation) di Belanda. Olivier Hoes dari Delft University of Technology, Dwi Rizki Sarfianto yang adalah produsen turbin air dari RCE Engineering, dan Edyansah dari PT PLN Maluku dan Maluku Utara juga jadi pembicara dalam seminar itu.
“Desa-desa yang belum teraliri listrik berada di daerah yang sulit dijangkau jaringan listrik. Karena itu, sumber daya yang ada di sejumlah desa yaitu air dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hidro,” kata Marthen seperti dikutip Kompas.com.
Maluku, kata dia, telah punya contoh pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), yaitu yang dibangun tahun 2007 dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). PLTMH itu terdapat di Desa Regoha, Maluku Barat Daya dan di Desa Bara, Buru. PLTMH tersebut bisa memasok listrik dengan daya 15 kilo watt (kw) untuk 75 rumah di Regoha dan listrik berdaya 31 kw untuk 160 rumah di Bara.
Hanya saja PLTMH Regoha kini rusak dan sedang dalam perbaikan.
Sejauh ini, studi kelayakan sudah dilakukan di tujuh sungai di empat kabupaten. Rencananya studi kelayakan akan dilanjutkan dengan pembangunan PLTMH.
Menurut Marthen, ada tujuh desa yang sudah dilakukan survei potensi dan akan dilanjutkan ke studi kelayakan. Ketujuh desa terdapat di berbagai wilayah antara lain Buru Selatan, Buru, dan Seram Bagian Barat. (AW)