Perdagangan Antar Pulau Naikkan Harga Cabe di Manado
Perdagangan antar pulau di Sulawesi Utara hingga Maluku Utara ikut mempengaruhi harga cabe rawit di pasaran Kota Manado.
“Para pedagang dari pulau-pulau di Kabupaten Sitaro, Sangihe, Talaud sampai Ternate Maluku Utara, selalu datang membeli cabe rawit dari Manado,” kata Kepala Seksie Bina Pasar dan Distribusi Dinas Perindustrian Sulawesi Utara Olga Mokoginta, di Manado, Jumat.
Ia mengatakan, saat pedagang dari Maluku Utara, Sitaro, Sangihe dan Talaud berbelanja ke Manado, biasanya dilakukan dalam jumlah besar sehingga persediaan di pasar langsung habis, akibatnya harga pun naik.
Olga mengatakan, meskipun tidak bermaksud melakukan intervensi di pasar, pemerintah tetap bertanggungjawab untuk mengawasi dan menjaga stabilitas harga, agar tidak naik terlalu tinggi.
Seorang pedagang di pasar tradsional Manado, Ida Hamsah, mengatakan, hampir setiap hari harga cabe rawit berubah. “Kalau hari ini kapal tiba dan banyak pedagang dari Sitaro, Sangihe, Talaud, sampai Maluku Utara datang berbelanja, maka sudah pasti persediaan kami di sini akan langsung habis,” kata Ida. Saat barang cabe langka, harganya pun akan naik, karena permintaan konsumen tetap tinggi.
Ida menyebutkan, dalam sepekan terakhir empat kali cabe rawit berubah. Awal pekan harganya Rp 28.000 per kilogram, kemudian naik jadi Rp 30.000. Dari rp 30.000 melonjak ke Rp 40 ribu tetapi turun lagi jadi Rp 30 ribu per kilogram.
Cabe rawit yang dijual di Manado dan dibawa ke berbagai daerah tersebut berasal dari Gorontalo. Cabe itu banyak diminati pedagang dari luar karena rasanya lebih pedas dibandingkan cabe sejenis dari daerah lain. (AWH)