Masyarakat SBT mengecam Kekerasan dalam Demokrasi
Sejumlah masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat SBT Peduli Demokrasi melakukan konfrensi pers mengutuk tindakan intimidasi yang dilakukan pada momentum Pemungutan Suara Ulang Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku didaerah tersebut.
Protes ini dikarenakan adanya intimidasi yang dilakukan oleh tim pasangan Cagub-Cawagub Maluku, Abdullah Vanath – Marthin Jonas Maspaitella terhadap beberapa pihak seperti kandidat wakil gubernur Hendrik Lewerissa, juga saksi pasangan Said Assagaff-Zeth Sahuburua yang dianiaya.
Mereka yang mengatasnamakan koalisi masyarakat SBT peduli demokrasi menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan perbuatan yang bertolak belakang dengan identitas masyarakat SBT yang dimana dikenal sebagai masyarakat yang santun dan beradab. “Ini tindakan oknum yang tidak bertanggungjawab,” tegas salah satu seorang tokoh masyarakat SBT kepada sejumlah wartawan sabtu (24/8).
Selain itu, masyarakat SBT menentang jika masyarakat belum mengenal dan memahami etika dalam berdemokrasi. “Kami sangat membantah, bila ada anggapan bahwa masyarakat SBT belum mengenal berdemokrasi dengan baik,” tegas tokoh yang lainnya.
Sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat SBT tidak menghendaki adanya kekerasan dalam berdemokrasi. Tindakan intimidasi terhadap kandidat lain beberapa waktu lalu di SBT merupakan tindakan segelintir orang yang tidak paham tentang etika demokrasi.
Pasangan Abdul Karim Kilkoda juga mengecam tindakan intimidasi tersebut dan hal itu dianggapnya sudah menodai demokrasi di Maluku terutama di SBT. “ tindakan intimidasi dan tindakan inkonstitusional yang terjadi dalam proses pemungutan suara ulang di SBT adalah hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi,” ujar Kilkoda.
Tindakan intimidasi pada moment pemilihan cagub dan cawagub di SBT terjadi berulang kali terhadap sejumlah tim bahkan juga terhadap kandidat wakil gubernur Hendrik Lewerissa. Selain itu, saksi dari pasangan Said Assagaff-Zeth Sahuburua juga hingga dilarikan ke rumah sakit karena dianiyaya. [A.S]