Makassar Kota Termahal Kedua di Indonesia Timur
Berdasarkan hasil survei terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), biaya hidup di kota Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp5,7 per bulan.
Nilai tersebut terbilang tinggi. Faktanya, Makassar menempati peringkat ke-9 dari 82 kota yang disurvei. Jakarta menjadi kota termahal dengan angka konsumsi Rp7,5 juta per bulan.
Untuk kawasan timur Indonesia, Makassar hanya kalah dari Jayapura yang rata-rata satu keluarganya menghabiskan Rp6,9 juta per bulan. Jayapura bahkan menjadi kota termahal kedua setelah Jakarta.
Menurut kepala BPS Makassar, Abdul Haris, menuturkan, SBH menghitung pengeluaran atau konsumsi setiap rumah tangga.
“Hal tersebut berkaitan juga dengan pendapatan. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula keinginan belanja,” ujarnya, Jumat, 3 Januari 2014.
Tingginya pertumbuhan ekonomi Makassar itu, lanjut Haris, ikut membawa pengaruh. Makin banyak keluarga yang masuk kategori mampu. Ekonomi kota ini memang melesat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pertumbuhan ekonomi Makassar menyentuh angka 10,52 persen pada 2008. Kemudian tumbuh 9,20 persen (2009), 9,83 persen (2010), 9,65 (2011), 9,48 persen (2012), dan hingga triwulan 2013 mencapai 8,3 persen.
Sementara dari segi pendapatan per kapita, Makassar naik grafik dengan cepat. Pendapatan per kapita penduduk ada pada angka Rp20,79 juta pada 2008 dan sudah di kisaran Rp37,23 juta pada data 2012.
Peningkatan pendapatan disebut ikut berpengaruh pada meningkatnya belanja. “Biaya hidup memang ditentukan besaran konsumsi. Jadi bukan soal harga,” ungkapnya.
Namun meski demikian makin tingginya biaya hidup yang terkait meningkatnya pendapatan masyarakat juga belum membuat pengentasan kemiskinan berhasil.
“Penduduk miskin tersebut banyak terdapat di perdesaan, yakni 17,92 juta orang. Adapun 10,63 juta penduduk miskin lainnya ada di perkotaan. Faktor utama yang mempengaruhi kenaikan jumlah penduduk miskin adalah makin mahalnya bahan pangan,” pungkasnya.