Patiasina Tawarkan “Harapan Baru Maluku”
Ambon,indonesiatimur.co – Di hari kedua penyampaian visi-misi bakal calon (balon) Gubernur dan Wakil Gubernur di DPD Hanura Maluku, calon Gubernur, Angelina Pattiasina, berhasil mencuri perhatian tim penguji lewat visi, misi dan program kerja.
Dalam paparannya, Pattiasina menjelaskan sejumlah visi, misi dan program kerja yang tergabung dalam “Harapan Baru Maluku”.
Harapan Baru Maluku tersebut, di dalamnya tertuang visi “Maluku yang kaya, damai, sejahtera maju dalam kebersamaan berbasiskan kemaritiman”.
Sementara misi, yakni memperkokoh kedamaian antar elemen masyarakat, menciptakan pemerataan kesejahteraan, mewujudkan kemajuan yang setara dengan wilayah lain, mewujudkan kebersamaan sesuai nilai budaya Maluku dan melaksanakan pembangunan berbasiskan kemaritiman.
Dirinya juga menjelaskan 7 program prioritas dalam membangun Maluku, pertama meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur di berbagai bidang. Kedua, memperbaiki kualits pendidikan di berbagai level, baik formal maupun informasi. Ketiga, meningkatkan pelayanan kesehatan, baik pencegahan maupun pemberantasan penyakit, termasuk pengembangan konsep maritime hospital, melakukan pemberdayaan dan penguatan peran perempuan dan perlindungan anak. Keempat, melakukan pemberdayaan dan penguatan peran perempuan dan perlindungan anak. Kelima, mengembangkan bidang perikanan sebagai salah satu keunggulan ekonomi Maluku. Enam, memajukan parawisata Maluku sebagai tujuan menarik bagi wisatawan domestik dan mancan negara. Ketujuh, melaksanakan dan mengembangkan pembangunan Maluku berbasis kemaritiman.
Dikatakan, visi, misi dan program kerja adalah satu pengamatan yang panjang mulai dari tahun 1980-an, dimana pertumbuhan dan pembangunan Maluku sangat baik, namun hal tersebut hancur akibat konflik yang terjadi pada tahun 1999.
Hingga saat ini, Menurutnya, Maluku masih berada dalam potret daerah tidak maju. Hal tersebut dibuktikan dengan masih tingginya pengangguran, pertumbuhan ekononi rendah, daya beli rendah, pendapatan per kapita rendah sehingga membuat Maluku pada posisi ketiga terbawah dari 34 provinsi.
Selain itu, pendidikan kurang disebabkan adanya ketimpangan pembangunan yang berimbas pada penyebaran guru yang tidak merata. Perumahan tidak layak huni mencapai 27 persen. Kondisi hidup tak sehat, kematian ibu, bayi dan balita, kesehatan buruk, kurang gizi, output petani peternak, nelayan kecil, kurang modal, produktivitas rendah dan tabungan terbatas.
“Jika saya jadi maka itulah yang saya perbuat, terutama dalam memajukan Maluku dengan kekayaan potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki daerah seribu pulau ini,”pungkasnya.