Agenda Maluku Nasional 

Kebhinekaan Adalah Kekayaan Besar Bangsa Indonesia

Ambon, indonesiatimur.co -Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mrwakilo Presiden RI, menutup Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I, di Maluku

Dalam sambutannya, Menteri  mengatakan, dirinya sangat terkesan karena baru pertama hadir dalam event paduan suara layaknya Pesparani Nasional I ini.

Sebagaimana pesan Presiden saat pembukaan lalu, Menteri Yohana juga  kembali mengingatkan,  melalui pelaksanaan event Pesparani Nasional I , semua kalangan harus tetap mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang tertuang dalam Kebhinekaan terutama bagi generasi penerus untuk bangun bangsa Indonesia kedepan. “Melalui Pesparani ini mampu berkontribusi bagi para peserta yang terlibat maupun masyarakat luas sehingga memahami pembangunan bangsa disegala bidang sebagai bentuk nyata kecintaan terhadap bangsa,”ujarnya.

Dikatakannya, kebhinekaan adalah kekayaan besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan harus dapat dipertahankan. Perlu menjaga kebhinekaaan ini dengan persatuan kerukunan dan persaudaraan sehingga membawa Indonesia menjadi negara besar dan dihormati di dunia.” Kami mengapresiasi Gubernur yang menunjukan satu model dengan latar belakang agama yang berbeda dalam event ini,”tandasnya.

Tema Merajut Persaudaraan Sejati dari Maluku untuk Indonesia, menurutnya sangat tepat. Sebagai refleksi dari komponen bangsa sehingga dapat memberikan kesetaraan gender serta pemenuhan hak anak, sama artinya kita berinvestasi bagi masa depan bangsa. “Saya apresiasi Pak Gubernur dan dapat memberikan motivasi bagi kita semua dalam pemenuhan hak-hak perempuan dan anak dalam rangka mewujudkan kemajuan bangsa,”jelasnya.

Bagi peserta yang belum meraih juara, Menteri mengingatkan agar jangan berputus asa.

Dikesempatan yang sama, Gubernur Maluku, Said Assagaff dalam sambutannya mengatakan, Pesparani membuktikan bahwa Maluku benar-benar menjadi laboratorium kerukunan hidup orang basudara bagi indonesia bahkan dunia. “Artinya moment ini telah menjadi milik semua umat beragama, dan peserta 34 provinsi mendapat kesan manis tentang sikap toleransi umat beragaama,”ungkapnya.

Untuk itu Assagaff menjabarkan ada tiga point yang dapat diambil dalam event sejarah ini, satu hidup orang basudara telah menjadi sebuah kekuatan besar dalam membangun kohesi antar umat beragama di Maluku.

Kedua, event MTQ, Pesparawi dan Pesparani adalah sebuah tanda pembangunan peradaban yang keberhasilan karena kemuliaan Tuhan, juga kemulian dan kehormatan dan damai sejahetera akan diterima kepada orang uang berbuat baik.

Ketiga, sejarah mencatat bahwa dari Maluku api injil Pesparani di mulai dan sudah berakhir. Namun semangat persuadraaan diantara seluruh umat beragama tidak boleh berhenti, tetapi harus menggalir dalam hidup kerukuanan yang abadi dan senanjung dalam setiap pujian-pujian yang dilatunkan. “Untuk itu, keterlibatan semua basudara lintas suku, agama dan ras merupakan bukti bahwa kehidupan beragama di Maluku sangat indah. Ia seperti lantunan musik dan harmonis yang sementara dipentaskan,”ujarnya.

Dia juga mengatakan, terus bernyanyi dan bermusik, dari tanah Maluku ibarat memanggil suadara-saudara untuk kembali mengunjungi Maluku pada masa mendatang. “Apapun bentuk dari lomba Pesparani, biarlah kemenangan berpihak pada kerukunan juga persudaraan demi kehidupan sejati,”ungkapnya.

Ketua Umum Panitia Pesparani, Zeth Sahuburua dalam sambutannya, mengatakan pelaksanaan Pesparani yang sudah berjalan selama enam hari ini telah tuntas terlaksana sesuai apa yang diharapkan

“Pesparani yang terlaksana mulai dari tanggal 27 Oktober – 1 November 2018, merupakan berkat yang luar biasa bagi masyarakat maluku, yang menjadi roh ilhami umat Katolik, karena seperti embun Gunung Hermon yang turun dari atas Gunung Sion, sebab disanalah Tuhan memberikan berkat untuk selama-lamanya,”ujarnya.

Menurutnya, dari Maluku Pesparani mendapat posisi yang setara dengan MTQ milik umat Islam, Pesparawi milik umat Kristen Protestan, begitu juga umat Hindu dan Budha. Pesparani dimaknai sebagai produk keagamaan yang berimplikasi humanis, toleransi yang mampu menembus tembok modernisasi.

“Ini akan menjadi catatan sejarah untuk anak cucu kita di waktu yang akan datang,”ucapnya.(it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.