Pesparani Adalah Kampanye Dan Provokasi Perdamaian Indonesia Dan Dunia
Ambon, indonesiatimur.co – Pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I, pada Sabtu (27/10) yang menjadi tonggak sejarah di Indonesia, karena baru pertama kali diselenggarakan, berlangsung meriah, walaupun tidak dihadiri Presiden Joko Widodo.
Meriahnya acara keagamaan ini semakin terpencar dari semangatnya peserta, yang telah hadir di lokasi kegiatan sejak pukul 15.00 WIT, untuk mengikuti misa sekaligus pembukaan Pesparani. Kemeriahan ini juga semakin lengkap karena dihadiri umat Muslim, Hindu dan Budha, yang semakin memancarkan kerukunan hidup umat beragama di Maluku dan secara luas Indonesia.
Kegiatan pembukaan yang berlangsung di Lapangan Merdeka, Ambon, Provinsi Maluku, berlangsung meriah dibawah sorotan tema “Membangun Persudaraan Sejati Dari Maluku Untuk Indonesian” dan sub tema “Dengan Pelaksanaan Pesparani Katolik Nasional I Kita Padukan Tekad Dalam Upaya meningkatkan Persatuan dan Kebhinekaan Demi Kemajuan Bangsa dan Kemulian Tuhan”
Acara pembukaan ini dihadiri Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Iqnasius Jonan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Maluku Said Assagaff, Ketua LP3KN Adrianus Meliala, Anggota Komisi VII DPR Mercy Barends serta 12 ribu orang yang merupakan delegasi 34 provinsi seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.
Peserta yang hadir berjumlah 4804 orang, undangan yang hadir sebanyak 200 orang, pendukung acara 989 orang, peserta ibadah, dewan juri, panitia pusat dan daerah, serta para penggembira kurang lebih 4490 orang, sehingga jumlah yang hadir dalam pembukaan kurang lebih 12 ribu orang.
Peserta dari 34 provinsi ini, akan berlomba memperebutkan piala bergilir dan tetap Presiden Joko Widodo, yang akan mengikuti 12 mata lomba, dengan sejumlah variasi kategori, yaitu paduan suara memyanyikan mazmur bertutur kita suci dan cerdas cermat Rohani, yang diikuti oleh peserta seluruh indonesia 4804 orang dari 34 provinsi tersebut, yakni Bangka Belitung dengan membawa 71 peserta mengikuti 8 mata lomba, Bengkulu 36 orang mengikuti 5 mata lomba, DIY Yogyakarta 141 orang mengikuti 8 mata lomba, Gorontalo 40 orang mengikuti 4 mata lomba, Jambi 70 orang mengikuti 7 mata lomba, Jawa Barat 209 orang mengikuti 8 mata lomba, Jawa Tengah 158 orang mengikuti 7 mata lomba, Kalimantan Selatan 115 orang mengikuti 8 mata lomba, Kalimantan Tengah 134 orang mengikuti 9 mata lomba, Kalimantan Timur 255 orang mengikuti 11 mata lomba. Kalimantan Utara 149 orang mengikuti 9 mata lomba, Kepulauan Riau 55 orang mengikuti 8 mata lomba, Lampung 72 orang mengikuti 8 mata lomba, Maluku Utara 163 orang mengikuti 9 mata lomba, Nusa Tenggara Barat 58 orang mengikuti 4 mata lomba, Nusa Tenggara Timur 331 orang mengikuti 12 mata lomba, Papua 300 orang mengitu 12 mata lomba, Papua Barat 455 orang mengikuti 12 mata lomba, Riau 79 orang mengikuti 8 mata lomba, Sulawesi Barat 64 orang mengikuti 7 mata lomba, Sulawesi Selatan 173 orang mengikuti 8 mata lomba, Sulawesi Tengah 48 orang, Sulawesi tenggara 90 orang mengikuti 5 mata lomba, Sulawesi Utara 263 mengikuti 12 mata lomba, Sumatera Barat 131 orang mengikuti 7 mata lomba, Sumatera Selatan 100 orang mengikuti 8 mata lomba, Sumatera Utara 130 orang mengikuti 12 kategori mata lomba, Maluku 500 peserta 12 mata lomba, DKI Jakarta 10 mata lomba, Aceh 15 orang, Bali 112 orang,
Banten 52 orang, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat,
Presiden Joko Wodido yang diwakili Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dalam sambutannya berharap seluruh peserta harus bisa bersaing secara sehat dan menghasilkan penyanyi Gereja yang baik, lebih dari itu sebagai bagian untuk selalu memuliakan nama Tuhan. “Semoga Pesparani dapat meningkatkan pelayanan kita kepada Tuhan “ujarnya.
Tak lupa dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga dan melestarikan kebhinekaan, dalam persatuan, kerukunan dan persaudaraan, dalam membawa Indonesia sebagai negara yang sangat besar dan dihormati di dunia. “Tanpa persatuan, kerukunan dan persaudaraan, membangun Indonesia akan tidak mudah. Oleh karena itu kita berharap hal tersebut tetap terjaga di dalam kebhinekaan,”pintanya.
Sementara itu Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia, Mgr, Suharyo mengatakan Pesparani adalah peristiwa kebangsaan. Namanya bukan kejuaraan Paduan Suara Katolik, melainkan pesta Paduan Suara Gerejani.
Dirinya berharap, Pesparani dapat menjadi peristiwa yang mendorong semua umat untuk semakin mengasihi Tuhan dan semakin mecintai tanah air.”Semoga kita semua dan masing-masing dapat mewujudkan cinta kita kepada Tuhan dan cinta kepada tanah air, dengan tanpa lelah membangun, merawat persaudaraan yang sejati,”ucapnya.
Selain itu, Gubernur Maluku Said Assagaf dalam sambutannya, mengatakan, sukses menyelenggarakan MTQ nasional ke-XXIV tahun 2012 dan Pesparawi ke-XI tahun 2015 memantik pemerintah provinsi Maluku untuk menyelenggarakan Pesparani.”Bagi kami event ini adalah kampanye dan provokasi perdamaian Indonesia dan Dunia, yang terwujud dalam solidaritas umat beragama, untuk semua tindakan yang dehumanisasi, yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Selain itu, juga sebagai wujud doa kepada saudara-saudara kita Palu, Lombok, Sigi dan Donggala, serta berbagai daerah lainnya yang tertimpa bencana alam. Duka mereka adalah duka kami. Doa kami mereka semua diberi kekuatan dan ketabahan oleh Allah,”tuturnya.
Menurutnya, dalam satu pekan ini pesan damai bagi Indonesia akan digemakan dalam wujud harmoni pujian, paduan melodi dan syair yang indah bagai simponi para malaikat yang memuji Tuhan. “Seluruh kumundang puji itu, dilantukan dalam semangat kebangsaan, sambil merajut perdamaian dan persaudaraan. Karena itu kami bangga akan terlaksananya kegiatan yang sangat mulia ini. Paling tidak bisa dijadikan kado indah bagi kami diakhir peghujung masa jabatan kami,”tutupnya.
Sedangkan Ketua Panitia Pesparani, Zeth Sahuburua, mengungkapkan Pesparani yang dilaksanakan selain perlombaan juga rangkaian Pesparani mengagendakan seminar nasional dengan tema “Dengan Menyanyi Kami Merawat Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dari Ambon Untuk Indonesia”, yang diharapkan memberikan kontribusi yang konstruktif tentang bagaimana merawat dan memperkuat persaudaraan sejati nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Selain itu juga dilaksanakan musyawarah nasional Lembaga Pembinaan dan pengembangan Katolik Nasional (LPKN), serta penyelenggaran pameran Maluku Expo 2018.
Dirinya mengatakan, Pesparani yang dilaksanakan, untuk menegaskan Maluku sebagai laboratorium perdamaian, tetapi juga cara beragama orang Maluku dalam panggilan persaudaraan sejati untuk Indonesia. “Semoga upaya kerja keras kita mendatangkan dan memberikan kepada kita anugerah dan limpahan kasih dari Tuhan Yang Maha Esa,”pungkasnya. (it-01)