Daerah Maluku 

Tak Hanya Imbau Warga Tanimbar Berkebun, Bupati Fatlolon Berikan Contoh Nyata

Saumlaki, indonesiatimur.co

Sosok Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon, yang terkenal humanis, ternyata memiliki suatu kesibukan tersendiri untuk mengisi waktu luangnya disela-sela kesibukan dalam memimpin dan menata kabupaten yang bertajuk Bumi Duan Lolat ini.

Kesibukan diwaktu luang tersebut yakni kerap diisinya dengan bercocok tanam di kebun miliknya yang memiliki luas 6 hektar dan terletak di Desa Ilngei, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

Jika ada waktu luang di akhir pekan, dirinya bersama istri tercinta yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Tanimbar Joice Fatlolon, selalu menjadwalkan mengunjungi kebun untuk menanam berbagai tanaman, mulai dari umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, dan terdapat pula kolam ikan nila.

Sebagai seorang kepala daerah, dirinya kerap kali mengajak masyarakat untuk bercocok tanam di masa Pandemi Covid-19, guna menjaga ketahanan pangan yang cukup dan dapat menambah penghasilan keluarga. Menariknya, dirinya tidak hanya mengajak masyarakat untuk bercocok tanam, namun dirinya memberikan contoh nyata dengan bercocok tanam sendiri di kebunnya.

 

Dengan berlatar belakang anak seorang petani yang berasal dari Desa Meyano Das, dirinya juga sudah terbiasa menjalani hidup yang berkekurangan sejak kecil. Meskipun sebagai sosok Bupati, dengan mengolah kebun tersebut, ia juga merencanakan untuk hasil panen berupa bawang merah, bawang putih, wortel, dan semangka miliknya, akan dijual ke pasar, guna menambah penghasilan keluarga, selain memenuhi kebutuhan pribadi di rumah. Hal ini tentunya dengan sendiri menjadi contoh nyata bagi masyarakat di Tanimbar dan bukan hanya sebagai imbauan semata.

“Saya bersyukur karena tanah disini subur, warnanya hitam tanah asli. Kami juga berternak sapi, jadi kotorannya sebagai pupuk. Disini sudah pembagian lahan, yang di tanam juga beda-beda dalam soal produksi dan pemasaran. Hasil ini juga akan dijual ke pasar, agar dapat menambah penghasilan keluarga, apalagi dalam menjalani masa pandemi ini,” ungkapnya.

Tidak hanya dirinya yang bercocok tanam bersama istri, namun ia turut mengajak masyarakat Ilngei, termasuk pemilik lahan sebelumnya untuk berkebun bersama-sama dengan menggunakan metode berkebun yang cerdas, seperti memanfaatkan kotoran hewan sapi yang juga dipeliharanya sebagai pupuk organik, serbuk kayu sebagai pupuk kompos, dan sistem pengairan memadai yang bersumber dari 3 sumur miliknya di lokasi kebun tersebut.

“Saya dan istri libatkan kelompok Tani di desa sekitar. Kita menanam 200 anakan buah nanas madu yang akan dipanen sekitar lima bulan kedepan. Sekarang juga pemilik lahan sebelumnya masih berkebun disini, meskipun sudah menjadi milik saya sejak tahun 2007,” tutur dia.

Dirinya pun tetap kembali mengimbau masyarakat Tanimbar untuk meningkatkan imun tubuh dengan menjaga ketahanan pangan yang cukup dan dapat menambah penghasilan keluarga di masa pandemi.

“Ayo kita mengisi waktu dengan hal-hal positif untuk memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan tidur dengan budidaya tanaman selama masa pandemi Covid-19,” tandasnya. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.