Budaya Maluku 

Ini Gelar Anak Adat Duan Lolat dan Artinya Yang Disandang Gubernur Maluku Bersama Istri

Saumlaki, indonesiatimur.co – Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Drs. Murad Ismail bersama sang istri Widya Pratiwi Murad Ismail, dikukuhkan di Desa Sifnana Omele, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) sebagai anak adat dan dipanggil dengan sebutan “Mel Ame” dan “Mel Ane”. Acara pengukuhan adat tersebut dilakukan pada hari Jumat (18/03/2022) yang berlangsung di Gedung Balai Desa Sifnane Omele, yang oleh masyarakat setempat dinamakan sebagai Natar Kamyase.

Pengukuhan adat tersebut dilakukan bertepatan sehari menjelang pelaksanaan pembukaan lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXIX tingkat Provinsi Maluku, dimana daerah yang bertajuk Bumi Duan Lolat ini sebagai tuan dan nyonya rumah pelaksanaan event perlombaan akbar Umat Muslim dimaksud.

Dalam acara pengukuhan itu, Murad Ismail bersama istri dijemput dalam prosesi adat oleh seluruh tetua adat, masyarakat setempat, serta Kepala Daerah KKT bersama forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) setempat di alun-alun Desa Sifnana Omele dan diiringi dengan tari-tarian adat setempat yang kemudian diarak menuju Natar Kamyase untuk dikukuhkan.

Istilah dalam bahasa daerah Desa Sifnane Omele yang menyebut gelar Mel Ame yang disandang oleh Gubernur Maluku ini, diartikan sebagai seorang Bangsawan yang dihormati dan menjadi panutan, sedangkan sebutan gelar Mel Ane yang disandang istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail, yakni berarti Istri Seorang Bangsawan yang selalu setia menjaga kehormatan orang Tanimbar, berdasarkan adat dan budaya Duan Lolat.

Melalui sambutannya dalam acara pengukuhan tersebut, Gubernur Maluku menyampaikan ungkapan rasa terimakasihnya bersama keluarga atas kepercayaan yang telah diberikan Kepala Desa Sifnane Omele, para Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, serta seluruh masyarakat kepada dirinya bersama istri dengan dikukuhkan sebagai bagian dari anak adat Duan Lolat. Dirinya juga memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Bupati KKT, Petrus Fatlolon yang telah menghadirkan dirinya di KKT melalui event MTQ, meskipun Tanimbar hanya memiliki jumlah masyarakat yang menganut agama Islam tergolong sedikit dibandingkan dengan pemeluk agama Nasrani.

“Saya atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, serta seluruh masyarakat adat Duan Lolat yang telah memberikan kepercayaan melalui pengukuhan saya dan istri sebagai anak adat di desa ini. Apresiasi yang luar biasa juga kepada Bupati Kepulauan Tanimbar. Ini semua bisa terjadi karena upaya bupati untuk mendatangkan saya ke Kepulauan Tanimbar,” ungkap jenderal purnawirawan ini.

Ia sempat menjelaskan, sebelumnya ia juga pernah dianugerahi gelar anak adat di Desa Olilit yang bersebelahan dengan Desa Sifnane Omele. Penganugerahan yang saat itu ia terima adalah nama besar sebagai “Amasaman” yang berarti Pemegang Emas, sedangkan sang istri diberi nama “Amasenan,” yang berarti Penjaga Emas.

Dijelaskan Gubernur yang sering disapa MI ini, gelar yang diberikan bukan hanya oleh kedua Desa di Tanimbar, namun hampir di setiap desa se-Maluku, dirinya selalu dikukuhkan sebagai anak adat. Dengan kepercayaan masyarakat Maluku itu, dirinya lantas menyatakan untuk siap menjadi orang tua dan bertanggungjawab bagi seluruh masyarakat di Maluku.

“Dimanapun berada, selalu saja saya dikukuhkan sebagai anak adat dan sebagai anak adat, saya selalu merasa bertanggungjawab dan siap sebagai bapak bagi semua orang Maluku,” katanya. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.