Daerah Maluku 

Penyebab Antrian Panjang Warga Saumlaki, Demi Dapatkan BBM Pertalite

Saumlaki, indonesiatimur.co – Beberapa pekan terakhir, ratusan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun empat, terlihat terus antri berjam-jam demi mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis Pertalite pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada pada beberapa titik di Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku.

Antrian tersebut seperti yang terpantau hari ini, Kamis (05/05/2022), terlihat mulai dari dalam SPBU hingga memenuhi badan jalan Poros Kota Saumlaki. Antrian panjang itu baru diketahui terjadi lantaran jadwal buka pelayanan BBM Pertalite sejak pekan terakhir adalah dimulai pukul 14.00 waktu setempat dan penyebab lainnya adalah karena masyarakat lebih cenderung mencari BBM Pertalite yang harganya masih bisa terjangkau, dibanding BBM jenis Pertamax.

Salah satu masyarakat Tanimbar, Rudy Tanifan (30) yang sempat dimintai keterangannya mengakui, jika hampir sebulan terakhir, masyarakat lebih memilih antri, daripada menggunakan BBM jenis Pertamax yang dinilai lebih mahal ketimbang Pertalite.

“Kita lebih memilih antri walau harus berjemur di terik matahari dengan harapan memperoleh jatah Pertalite daripada menggunakan Pertamax. Kita yang tergolong ekonomi lemah, tidak mungkin mengisi bahan bakar jenis Pertamax,” kata Rudy.

Dirinya juga mengakui jika sekalipun Pertamax tergolong mahal namun sering juga digunakan oleh para pengendara motor lantaran sangat terdesak dan lebih memilih tidak menunggu antrian panjang yang cukup menyita waktu, sehingga lebih baik memilih untuk rela membeli Pertamax.

“Kendaraan-kendaraan keluaran sekarang rata-rata injection pak. Jadi kalau tidak segera diisi, yah resikonya tau sendiri jika kehabisan bahan bakar di jalan. Makanya kalau ada yang terdesak harus isi bahan bakar, maka Pertamax konsekwensinya dan tidak ada pilihan lain, apalagi kalau lagi buru-buru dan tidak mau mengantri lama,” katanya lagi.

Meski begitu, jumlah pengguna BBM jenis Pertamax ini juga volumenya yang disediakan sangatlah sedikit, sehingga para petugas di SPBU juga harus menyiapkan tenaga extra, guna melayani antrian panjang setiap harinya.

Ada pula masyarakat lainnya, Haryo (28) yang sempat mengeluh saat menunggu antrian. Saat ditanya tentang alasan dirinya mengeluh, ia menjawab bahwa ternyata antrian panjang tersebut juga disebabkan karena ulah para pengecer BBM jenis Pertalite yang secara diam-diam bolak-balik untuk berusaha membeli Pertalite. Menurutnya, jika diamati secara teliti, orang-orang yang mengantri itu kebanyakan sudah melakukan antrian dalam sehari, berulang-ulang, yang tujuannya adalah mengisi tangki kendaraan dengan penuh, dan kemudian mengeluarkan isinya di rumah untuk dijual secara eceran, dan orang tersebut kembali mengantri lagi, dan seterusnya secara berulang kali.

Perilaku itu menurut dia, rela dilakukan demi meraup keuntungan dengan menjual Pertalite secara eceran di jalanan. Apalagi harga eceran juga telah melonjak, yang semulanya adalah per 1 liter Rp10 ribu, kini naik menjadi Rp12 ribu, bahkan hingga Rp15 ribu per liternya.

“Pantas saja antrian dari hari ke hari yang saya lihat, semakin panjang. Ternyata ada oknum-oknum pengecer yang memanfaatkan kenaikan harga BBM ini untuk meraup keuntungan dengan cara menjual secara eceran di jalan. Banyak orang juga lebih memilih membeli di pedagang BBM eceran, daripada harus mengantri berjam-jam lamanya,” ungkapnya ketus. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.