Indey : Kelola Lahan Tidur Atasi Krisis Global
Saumlaki, indonesiatimur.co – Melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, tentang Pengawasan Intern Tahun 2022 bertemakan “Produk Dalam Negeri Untuk Bangsa Mandiri” yang diikuti secara Virtual di Ruang Meeting Zoom pemda setempat, Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar Danniel Edward Indey, S.Sos., M.Si., mengatakan bahwa sudah berkali-kali orang nomor satu di Republik ini menyampaikan bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah untuk menghadapi ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, ancaman kenaikan inflasi, yang terjadi secara global, dan semua ancaman tersebut turut dialami Indonesia hingga saat ini.
Krisis global sendiri adalah merupakan suatu peristiwa, dimana seluruh sektor ekonomi di pasar dunia mengalami keruntuhan atau keadaan gawat dan turut mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia, salah satunya tentang krisis bahan pangan.
Kendati demikian menurut Indey, sebenarnya ancaman krisis pangan tersebut dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Tanimbar yang sementara dipimpinnya sebagai penjabat kepala daerah ini. Hal tersebut dikarenakan menurutnya, masih terdapat banyak lahan tidur di Tanimbar yang belum dimanfaatkan atau dikelola oleh masyarakat setempat sebagai sumber penghasilan, bahkan pekarangan rumah yang menurutnya bisa dijadikan sebagai kebun keluarga.
“Pak Presiden imbau kepada para penjabat bupati walikota dan gubernur untuk bisa lakukan program atau kegiatan yang lebih menyentuh masyarakat. Karena kita akan hadapi krisis global, ini akibat dari dampak perang Rusia – Ukrania,” tandas Indey kepada media ini, Senin (20/06/2022).
Menurutnya, arahan Presiden tersebut senada dengan tujuh program dirinya yakni tentang pemberdayaan masyarakat. Dikaitkan dengan komoditi unggulan di Tanimbar, yakni jagung, pisang, dan umbi-umbian, selain sektor perikanan. Dimana apabila pangan lokal ini dikelola dengan baik oleh masyarakat, mulai dari bahan mentah atau baku menjadi setengah jadi atau produk jadi, maka tentu akan memberikan nilai tambah dan membangkitkan ekonomi rakyat.
“Kalau kita jual pisang satu tandan harganya Rp50.000. Tapi kalau bisa diolah menjadi keripik pisang berbagai rasa, maka nilai satu tandan itu bisa berkali lipat,” ujarnya.
Untuk itu dirinya mengimbau agar masyarakat ketika mendengar akan adanya krisis pangan, jangan menjadi panik, namun kiranya menjadikan isu global tersebut sebagai peluang.
“Karena lahan kita yang besar, banyak yang bisa kita manfaatkan untuk menciptakan produk khas daerah sendiri yang bisa menciptakan nilai tambah dan bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi lokal,” imbaunya. (it-03)