Solusi Pertanian Modern, Lapas Wahai Giatkan Hidroponik Dukung Ketahanan Pangan
Wahai, indonesiatimur.co – Sistem pertanian tanpa lahan luas merupakan solusi pertanian modern yang akan digiatkan Lapas Wahai untuk mendukung program ketahanan pangan yakni dengan teknik budidaya hidroponik. Demikian arahan singkat Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, saat membuka pelatihan hidroponik di ‘Beranda Mesra’ Lapas pada Sabtu (30/11/2024).
“Kami hanya mempunyai lahan kosong seluas 16 meter persegi, namun kami bersemangat mendukung program Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk ketahanan pangan. Tidak ada yang mustahil bila mau berusaha di lahan terbatas,” kata Tersih.
Mewujudkan program ini, Lapas Wahai menggandeng Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Maluku Tengah, Arsad Slamat, yang langsung menjadi narasumber memberikan pelatihan teknis kepada warga binaan.
Arsad menekankan bahwa hidroponik adalah metode bercocok tanam modern yang efisien. “Selain cocok untuk lahan sempit, hidroponik memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat dan menghasilkan panen yang berkualitas tinggi. Metode ini juga hemat air karena sistemnya bersirkulasi, sehingga sangat cocok diterapkan di perkotaan maupun lapas yang minim sumber air,” papar Arsad.
Lebih lanjut, mantan penyuluh pertanian ini juga menekankan bahwa hidroponik memiliki keunggulan lain, yakni minim risiko serangan hama dan penyakit, terutama yang berasal dari tanah. “Karena tidak menggunakan media tanah, risiko hama tanah dapat dihindari, sehingga penggunaan pestisida pun bisa diminimalkan. Dengan cara ini, hasil panen seperti kangkung, selada, bayam, dan pakcoy menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan,” tambah Arsad.
Pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari warga binaan. Salah seorang peserta, JR, mengaku antusias dan sangat mengapresiasi program ini. “Kami diajarkan hal baru bagaiamana cara menanam yang praktis disini. Ini sangat berguna bagi kami sebagai bekal untuk kehidupan yang lebih produktif setelah kembali ke masyarakat,” tuturnya.
Dengan pelaksanaan program ini, Kalapas berharap agar teknik budidaya hidroponik tidak hanya menjadi solusi bagi keterbatasan lahan, tetapi juga menjadi bekal keterampilan produktif bagi warga binaan. “Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal jangka panjang yang produktif dan mandiri, bagi warga binaan yang sedang menjalani masa pembinaan,” tutup Kalapas.
Lapas Wahai membuktikan bahwa inovasi pertanian seperti hidroponik dilahan sempit mampu menjawab tantangan bahwa tidak hanya berfokus pada pemberdayaan warga binaan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan melalui solusi pertanian modern. (it-02)