Yunarto Wijaya: Presiden Sulit Lepas dari Perang Opini Kasus Century
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pengamat Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini sulit lepas dari perang opini terkait dengan kasus Century.
Oleh karena itu, menurut Yunarto di Jakarta, Rabu, Presiden merasa perlu untuk menjelaskan terkait dengan pernyataan Mantan Ketua KPK Antasari Azhar terkait adanya pertemuan di Istana tanggal 9 Oktober 2008 sebelum kebijakan pemberian dana talangan bagi Bank Century.
“Mungkin Presiden merasa sudah dalam pertarungan opini seakan-akan sudah dibentuk, apalagi informasi ini dijemput oleh DPR menjadi bola panas, mungkin Presiden ingin membentuk opini lain supaya tidak membunuh karakter beliau,” katanya.
Menurut Yunarto, sikap presiden tersebut, tidak bisa disalahkan, mengingat gencarnya pemberitaan yang memberikan penilaian negatif dalam pertemuan tersebut, yang menempatkan Presiden seolah-olah telah membuat skenario dalam kebijakan tersebut.
Namun demikian, menurut Yunarto, pernyataan Presiden tersebut sebaiknya tidak terus menerus digiring ke dalam pertarungan opini. Sebab bila hal itu terjadi, maka kasus Century akan melebar tak tentu arah dan menjadi komoditas politik dibandingkan penyelesaian secara hukum.
“Kalau kemudian dibuat bantahan polemik ini akan menjadi berkepanjangan dalam konteks politik tidak terlalu sehat, kita lagi-lagi akan melihat perdebatan politik dibandingkan hukum,” katanya.
Menurutnya, KPK harus fokus untuk melakukan penyelesaian atas kasus Century tersebut tanpa terombang-ambing dalam perang opini. Ia menambahkan, pernyataan Antasari sebaiknya dijadikan sebagai informasi untuk ditelusuri. “Apakah ini bisa dibuktikan betul atau jangan-jangan fitnah, atau fakta. Informasi ini apakah memiliki efek hukum atau tidak,” katanya.
Yunarto menilai selama ini, kasus ini lebih banyak digunakan sebagai komoditas politik.
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan melakukan konferensi pers untuk meluruskan pemberitaan terkait pertemuan di Istana tersebut. Dalam konferensi pers tersebut, Presiden menegaskan tidak ada pembicaraan mengenai Bank Century maupun rencana bailout bank tersebut dalam pertemuan dengan pimpinan penegak hukum pada 9 Oktober 2008 itu.
Menurut Presiden, pertemuan tersebut membahas mengenai situasi krisis ekonomi global dan juga meminta pandangan mengenai hal tersebut dari unsur penegak hukum.
“Sekarang yang diramaikan katanya dalam pertemuan itu dibahas bailout Bank Century, saya katakan malam ini di hadapan Allah SWT tidak ada yang singgung nama Century apalagi bahas bailout (dana talangan Red) Bank Century,” kata Presiden. (ant/mnk)