Islam di NTT Bermula di Pulau Solor

Kupang, Indonesiatimur.co.  Umat Muslim merupakan minoritas di NTT (Nusa Tenggara Timur) yang mayoritas penduduknya penganut Kristen (Katolik dan Protestan). Namun sejarah keberadaan umat Muslim di kawasan itu telah berusia tua.

Islam pertama kali masuk wilayah NTT pada abad ke 15 di di Pulau Solor yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur. Seperti juga di daerah di Nusantara, Islam masuk daerah itu dibawa para pedagang.

Munandjar Widiyatmika (peneliti dan penulis buku sejarah Islam di NTT) mengatakan, penyebaran agama Islam pertama dilakukan seorang ulama pedagang dari Pelembang yang bernama Syahbudin bin Salman Al Faris yang kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Menanga. “Dari sumber-sumber sejarah yang berhasil saya himpun, agama Islam masuk pertama kali di pulau Solor di Menanga pada abat ke-15 kemudian ke Ende dan Alor,” katanya dalam suatu wawancara terkait masuknya agama Islam pertama di NTT seperti dikutip tebuireng.org. Dalam perkembanganya kemudian, orang Islam juga datang ke NTT dari Sulawesi dan Bima (Sumbawa).

Menurut Munandjar, Solor menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam di NTT karena letaknya strategis serta punya bandar-bandar penting di Pamakayo, Lohayong, Menanga dan Labala. Bandar-bandar itu sangat penting bagi kapal yang menunggu angin untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Timor dan Maluku.

“Masuknya agama Islam ini dibawa oleh pedagang sehingga sangat wajar kalau penyebarannya dilakukan mulai di sekitar bandar-bandar startegis yang banyak dikunjungi para pedagang Islam dari luar, dan Solor adalah daerah peristirahatan sebelum ke pusat penghasil cendana di Pulau Timor,” katanya.

Pada masa itu, Portugis juga membangun benteng di Pulau Solor karena Solor merupakan daerah yang paling tepat untuk berisiraharat sambil menunggu angin baik untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Timor.

Munandjar mengungkapkan, pola pendekatan yang dipakai perintis penyebar agama Islam asal Palembang itu adalah pendekatan kekeluargaan dan memegang tokoh-tokoh kunci daerah setempat. Di Solor misalnya, Syahbudin kawin dengan  seorang puteri raja Sangaji Dasi.  Raja itu menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam di NTT dan kemudian diikuti anggota keluarganya.

Berkat pengaruh Sangaji Dasi, keluarga dan pengikutnya dengan mudah diajak menjadi pemeluk agama Islam, kata Munandjar yang adalah sosilog dan mantan pengajar di Universitas Nusa Cendana Kupang itu.

Demi kepentingan pengembangan agama Islam di Solor, Sultan Menanga kemudian ditempatkan di perbatasan antara kerajaan Lamakera dan Lohayong dan berhasil membangun kampung muslim pertama di Menanga. Di situ, Islam kemudian tersebar ke daerah lain seperti Alor, dan seluruh Flores, Timor dan Sumba.

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.