Mahasiswa UNHAN Analisis Konflik Maluku
Ambon, indonesiatimur.co – Kurang lebih 14 mahasiswa paska sarjana Universitas Pertahanan (UNHAN) Indonesia berkunjung ke Kota Ambon guna melakukan studi banding untuk menganalisis penanganan serta berbagai dampak konflik sosial yang terjadi di Maluku.
“Kunjungan mahasiswa paska sarjana UNHAN ke Kota Ambon ini dalam rangka penelitian, pengabdian masyarakat serta Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN),” demikian dikatakan Dekan Fakultas Pertahanan, UNHAN Indonesia, Marsekal Muda, Usra Hendra Harahap saat bertatap muka dengan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan pimpinan TNI dan Polri, Senin (15/4).
Diungkapkannya, dari 14 mahasiswa UNHAN, delapan diantaranya mahasiswa paska sarjana program studi Peperangan Asimetris UNHAN Indonesia yang berasal dari TNI sedangkan enam lainnya adalah sipil yang memperoleh beasiswa dari negara untuk belajar tentang masalah-masalah pertahanan negara.
Harahap yang didampingi Dosen Pertahanan UNHAN, Andi Widjajanto menampik adanya unsur politik dan lainnya dibalik KKDN para mahasiswa, yang mana tujuannya untuk mempelajari masalah konflik di Maluku, selain hanya tahapan dari program akademis yang diikuti serta pengabdian masyarakat.
Dibeberkan Harahap, para mahasiswa UNHAN tidak hanya berkunjung ke Ambon semata, tetapi beberapa daerah lainnya di tanah air juga dikunjungi. Khusus untuk mahasiswa program studi Peperangan Asimetris, lokasi yang dipilih untuk melakukan tugas pengabdian masyarakat adalah Kota Ambon.
“Latar belakang dipilihnya Kota Ambon sebagai tujuan mahasiswa paska sarjana UNHAN dikarenaan mereka ingin melihat sinergitas atau kerja sama antara Pemerintah Provinsi bersam TNI-Polri mengatasi kemungkinan terjadinya konflik sosial yang berujung munculnya kerusuhan massal, separatisme maupun terorisme,” katanya.
Sementara maksud analis yang dilakukan mahasiswa ini, agar mendapatkan sebuah kajian yang dapat dijadikan sebagai masukan kepada Pemerintah Pusat, Kementerian terkait maupun Pemerintah Provinsi Maluku dalam menangani berbagai bentuk konflik sosial.
“Analisis ini nantinya dijadikan hasil penelitian para mahasiswa yang akan dilandasi fakta empirik dan dapat diuji kebenarannya sehingga tidak membias dalam penyelesaian masalah konflik di Maluku,” katanya.
Harahap juga menambahkan, UNHAN Indonesia terbuka untuk umum tanpa ada batasan tertentu, di mana semua mahasiswa yang mengikuti program paska sarjana, biaya pendidikannya ditanggung negara.
“Siapa saja bisa mengikuti program paska sarjana di UNHAN dengan syarat harus lulus tes kemampuan berbahasa Inggris serta tes potensial akademik. Kami lebih mengutamakan keterpaduan sipil dan militer guna memperlajari masalah pertahanan negara serta resolusi penyelesaian konflik,” katanya. (I03T)