Daerah Hot Nusa Tenggara Timur 

Mug Beras dan Geser dari Blogger Untuk Pengungsi Rokatenda

Gerakan Seribu yang dilakukan oleh siswa SMP Theresia, Kupang. (Foto: Dicky Senda)
Gerakan mengumpulkan seribu rupiah untuk pengungsi Rokatenda (Geser) yang dilakukan oleh siswa SMP Theresia, Kupang. (Foto: Dicky Senda)

Ende, indonesiatimur.co – Bencana Gunung Rokatenda, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang mulai meletus besar pada awal Februari lalu telah menggerakkan Komunitas Blogger NTT untuk menggalang bantuan kemanusiaan dalam berbagai bentuk bantuan melalui proses yang unik.

Komunitas pemilik blog dengan nama alias Flobamora Community ini telah melakukan penggalangan bantuan berupa diseminasi status bencana (viral), natura maupun dana dengan berbagai cara, antara lain dengan program #1mug beras. Bantuan diharapkan bisa dilakukan oleh sebanyak-banyaknya warga cukup dengan mengantarkan 1 mug berisi beras ke basecamp Flobamora Community di Ende.

Sementara bagi dermawan yang berminat membantu dari jauh, Flobamora Community juga menyediakan rekening khusus untuk menampung sumbangan dana. Setidaknya sudah terjadi delapan kali pelaporan penyerahan bantuan dengan total dana terkumpul hingga puluhan juta rupiah oleh komunitas ini.

Aktivitas penggalangan bantuan yang juga tak kalah unik adalah melibatkan pelajar SMP untuk menyisihkan Rp. 1.000,00 dari uang jajan mereka sebagai sumbangan kemanusiaan. Gerakan pengumpulan Rp. 1.000,- ini mereka namakan GESER yang merupakan singkatan dari Gerakan Seribu. Memang untuk kegiatan ini, jumlah yang terkumpul tidak besar namun proses yang melibatkan siswa SMP tersebut dinilai dapat menumbuhkan rasa solidaritas terhadap saudara yang sedang ditimpa kemalangan.

Flobarmora Community juga mendesain banner kecil bertuliskan “Solidaritas Untuk #Rokatenda” yang bisa digunakan oleh para blogger ataupun website lainnya dengan cara disematkan di pojok kanan atas dari website. Klik dari banner tersebut langsung diarahkan kepada halaman berisi kontak penggalangan bantuan.

Bantuan-bantuan yang telah terkumpul tersebut umumnya diserahkan kepada para pengungsi di Ende. Mungkin karena keterbatasan informasi dan sarana, bantuan mereka tidak sampai kepada korban bencana yang masih bertahan di Pulau Palue. (ps)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.