Ekonomi & Bisnis 

Jelang MEA, Tersisa Lima Masalah di Kawasan Timur Indonesia

[foto: int]
[foto: int]
Jakarta —Sampai saat ini sedikitnya masih tersisa lima masalah di Kawasan Timur Indonesia yang harus menjadi perhatian serius. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Kadin Sulawesi Selatan, Zulkifli Gani Ottoh belum lama ini.

Menurut Gani, hal ini perlu peran pemerintah apalagi menghadapi masyarakat ekonomi asian (MEA) yang rencananya dimulai tahun ini.

Pertama, masalah persaingan dalam tenaga ahli. Tenaga ahli di indonesia, kata Gani, masih mahal jika dibandingkan dengan beberapa negara seperti cina.

“Di kita masih mahal bila dibandingkan dengan Cina, mereka murah,” kata dia seperti dilansir Fajar Online, 11/ 02/15.

Kedua, harga barang. Begitupun dengan persaingan harga barang, lanjut Gani, juga terhitung cukup mahal.

“Barang impor dari Cina jauh lebih murah,” ungkapnya.

Ketiga, infrastruktur yang tidak mendukung. Diketahui bahwa infrastruktur kawasan timur masih sangat tertinggal jika dibanding dengan wilayah barat.

Keempat, bunga bank yang masih di atas 10 persen. Ini juga menjadi kendala yang masih terjadi di kawasan timur.

“Padahal di Negara lain bunga bank di bawah 10 persen,” jelasnya.

Kelima, Tingginya Pajak. Selanjutnya, pajak investasi yang tinggi juga menjadi kendala terutama membuat para investor enggan berinvestasi disana.

Zulkifli melanjutkan, solusi yang tepat dalam masalah ini yakni butuh peran serta pemerintah yakni pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk bersinergi.

“Setiap gubernur di kawasan timur Indonesia melakukan langkah terobosan guna mengurai lima persoalan tadi,” jelasnya. (as)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.