Ekonomi & Bisnis Hot 

Dari 1.375 Pelabuhan Perikanan, Hanya 7 Persen di Indonesia Timur

[ilustrasi foto: int]
[ilustrasi foto: int]
Jakarta – Selama ini, pembangunan di Indonesia tidak merata sehingga berdampak pada ketimpangan antar daerah khususnya antara wilayah timur dan barat Indonesia. Hal ini juga yang dianggap sebagai penyebab sulitnya sektor maritim berkembang.

Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisonal Indonesia (KNTI) membantah jika terpuruknya pengelolaan perikanan di Indonesia disebabkan oleh kurang cakapnya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.

“Kami kurang sepakat tudingan sejumlah pihak yang menyebut tidak kompetitifnya SDM dan nelayan RI sebagai penyebab terpuruknya pengelolaan laut, ” ujar Riza Damanik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Riza menerangkan bahwa selama ini beberapa infrastruktur pengolahan ikan berada di kawasan barat termasuk Jawa dan Sumatera. Sebanyak 67,2 persen Unit Pengolahan Ikan (UPI) berada di Jawa dan Sumatera

“Dari total 1.375 pelabuhan perikanan di Indonesia, hanya 7 persen di kawasan Indonesia Timur,” jelasnya.

Riza juga menambahkan bahwa lebih 100 pasal di dalam Undang-Undang (UU)Perikanan, hanya 17,6 persen pasalnya yang membahas pasca produksi.

“Bahkan dari lebih 13 juta tenaga kerja di sektor perikanan, hanya 11 persennya yang bekerja di sektor pengolahan,” jelasnya.

Kedepan, Riza menegaskan bahwa koreksi prioritas dan arah pembangunan kelautan harus dilakukan dengan tepat dan cepat.

“Dengan mengoreksi ketimpangan pembangunan antara timur dan barat, maupun perbatasan dan non-perbatasan,” tegasnya. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.