Agenda Maluku Pariwisata 

Plt Gubernur: Jalan Salib Bisa Jadi Wisata Religius

Ambon, indonesiatimur.co  – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menyebutkan, event Jalan Salib yang digelar di Kota Ambon, selain merupakan acara ritual yang dilaksanakan pada peringatan Paskah, bisa juga mengisi kalender pariwisata daerah, khsususnya wisata religius.

Sebagai contoh, sebut Sahuburua, proses Jalan Salib yang dilakukan di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah sangat mendunia, terkenal sebagai event pariwisata religi, yang diminati wisatawan domestik maupun mancanegara.

‘’Semoga proses Jalan Salib Oikumene di Maluku juga akan mendunia,’’ ujar Sahuburua saat melepas prosesi Jalan Salib, yang melintasi sejumlah ruas jalan utama di Kota Ambon, Jumat (30/3).

Dalam suasana menyongsong Paskah Kristus 2018 ini, Sahuburua mengajak warga Kristiani di daerah ini memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang karena kasih dan sayangnya, kita semua tetap dituntun sampai hari ini.

“Saat ini umat Kristen di Provinsi Maluku, di Indonesia bahkan di seluruh dunia telah memasuki minggu-minggu sengsara Yesus Kristus atau yang kita kenal dengan Minggu Pra Paskah. Dan pada saat ini hendak dilakukan suatu acara yang bertujuan mengenang pengorbanan Yesus bagi keselamatan umat manusia, bahkan umat  dunia ini, yang diselenggarakan oleh saudara-saudara umat Katolik yang ada di Kota Ambon dan sekitarnya,” tuturnya.

Kegiatan prosesi pementasan dramatisasi kisah sengsara Yesus Kristus atau prosesi Jalan Salib ini, dikatakannya, tentu memiliki pesan dan makna yang dalam.

‘’Ini bukan sekedar sebuah pertunjukan publik yang bersifat terbuka, melainkan sebuah prosesi kepercayaan dan keyakinan umat Kristiani, bahwa ada seorang pribadi yang rela menderita, rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk kepentingan banyak orang,’’ ujar Sahuburua.

Dan kisah Sengsara Yesus Kristus ini, dinilainya, adalah tanda solidaritas Allah dengan manusia. Kisah sengsara ini juga hendak menegaskan bahwa penderitaan dan kesengsaraan merupakan bagian dari sejarah umat manusia  yang ada di seluruh dunia.

Menurut Sahuburua, kita semua tahu bahwa dunia yang kita hidup saat ini tidak lepas dari berbagai jeritan kesengsaraan dan penderitaan. Berbagai krisis dan pelanggaran Hak Asasi Manusia, bencana yang terjadi di mana-mana, kekerasan terhadap semua umat manusia, penderitaan karena kemiskinan, penderitaan karena banyak hal yang terjadi di sekitar kita.

‘’Semua itu, merupakan potret dunia saat ini, yang merupakan ancaman penderitaan bagi kita. Terhadap realitas sosial seperti itu, acara ini kiranya menemukan releveansinya. Agama-agama hadir untuk memberikan jawaban terhadap realitas penderitaan untuk menjawab tantangan masa depan yang kita hadapi,’’ paparnya.

Oleh sebab itu, lanjut Sahuburua, salah satu nilai yang sangat mendasar dalam proses ini adalah pengorbanan. Bahwa hidup yang sejati bukan hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup yang berarti bagi orang lain.

‘’Nah hal ini sangat relevan dengan konteks saat ini, ketika  manusia cenderung mencari kesenangan semata-mata dan mencari kepuasan diri,’’ tandasnya.

Jalan Salib Via Dolorosa, kata Sahuburua, berarti menempuh jalan sengsara, dan hidup yang berarti bagi orang lain. Itu juga membutuhkan pengorbanan dan kerelaan untuk menderita.

‘’Seperti figur Yesus Kristus  yang akan dikenang melalui proses Jalan salib yang dilaksanakan oleh saudara-saudara kita umat Katolik yang ada di Kota Ambon dan sekitarnya,’’ ujarnya.

Menarik pula dari acara ini, nilai Sahuburua, bahwa selain umat Katolik, acara ini juga melibatkan seluruh gereja-gereja yang ada di Maluku, khususnya di Kota Ambon.

Dengan kata lain, tambahnya, kegiatan ini bersifat Oikumene, lintas gereja dan lintas denominasi. Ini merupakan satu hal yang patut disambut dengan gembira, sebab gereja-gereja semakin bersatu, gereja-gereja terus saling bekerjasama dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tentunya bermanfaat bagi orang banyak.

“Kami juga berharap kerjasama antar gereja terus erat termasuk membangun kerjasama antara agama-agama dengan pemerintah,’’ demikian Sahuburua.(it-01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.