Pesparani Bukan Milik Umat Katolik, Namun Milik Bersama
Ambon, indonesiatimur.co – Gubernur Maluku, Said Assagaff dalam sambutan pada saat pembukaan Pertemuan Koordinasi Teknis Persiapan Pelaksanaan Pesparani Nasional I , pada Selasa (28/8) di Gedung Katolik Center mengatakan, Pesparani bukan saja milik umat Katolik, namun milik bersama.
Menurutnya, saat mendapat laporan dari Wakil Gubernur selaku Ketua Umum Panitia Pelaksana Pesparani Katolik Nasional I, bahwa pada 28 Agustus akan digelar Pertemuan Koordinasi Teknis antara Panitia Pesparani dengan Ketua LP3KD dan ketua kontingen provinsi se-Indonesia, yang tujuannya agar ada kejelasan dan kepastian tentang apa yang harus dipersiapkan dan dikerjakan oleh panitia Pesparani maupun LP3KD dan kontingen menuju sukses penyelenggaraan Pesparani Katolik Nasional I tanggal 27 Oktober yang akan datang di Kota Ambon, dirinya sangat bersyukur dan menyambut gembira, karena hal ini diperlukan sebagai wahana kesiapan teknis pelaksanaan kegiatan. “Ajang pertemuan ini juga mengundang Kakanwil Agama se-Indonesia, agar dapat melihat langsung persiapan panitia sekaligus penyemangat masing-masing kontingen dalan event Pesparani Katolik Nasional I tahun 2018 di Ambon. Pertemuan ini juga sebagai wahana silaturahmi antara sesama anak bangsa dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa,”ujarnya.
Dikatakannya, selaku Gubernur Maluku bersama Wagub Maluku, berkepentingan memperjuangkan perlunya diselenggarakan event Pesparani Katolim Nasional I di Maluku, untuk menunjukkan bahwa Maluku aman dan nyaman. “Sebagai tuan rumah Pesparani Katolik Nasional I, kami sangat bersyukur. Apalagi kami juga sukses menyelenggarakan MTQ Nasional dan Pesparawi Nasional, ini dapat mengembalikkan kepercayaan Pemerintah Pusat dan Dunia Internasional bahwa Maluku aman,”jelasnya.
Penyelenggaraan MTQ dimana para peserta MTQ yang tinggal di keuskupan dan pastori-pastori, mendapat pelayanan yang baik sehingga setelah kembali, mereka menceritakan pengalaman nyata itu kesanak saudara mereka, bahkan dipublikasi lewat media sosial. Disitulah kepercayaan masyarakat mulai tumbuh dan pemda mendapatkan kembali kepercayaan masyarakatm “Oleh karena itu ditahun 2015 kami minta kepada Pempus agar Maluku menjadi tuan rumah Peparawi Nasional. Panitia juga bekerja dengan pola yang sama dengan MTQ, sehingga sukses. Sejak saat itu banyak orang selalu menyatakan bahwa Maluku cocok sebagai laboratorium kerukunan hidup umat beragama. Saya berharap Pesparani Katolik Nasional I mampu mengulang kesuksesan MTQ dan Pesparawi Nasional sebagai wahana membangun persaudaraan sejati antar umat. Pesparani bukan saja milik umat Katolik semata, namun milik kita bersama,”tegasnya.
Gubernur berharap dengan kehadiran pengurus LP3KN, para ketua LP3KD, juga ketua kontingen Provinsi se-Indonesia, selain menerima penjelasan berbagai hal mulai dari kedatangan, penyelenggaraan kegiatan sampai kepulangan oleh panitia Pesparani, juga dapat memberikan saran masukan untuk peningkatan kualitas pelaksanaan Pesparani Katolik Nasional I di kota Ambon Provinsi Maluku.
Demikian juga kehadiran para Kakanwil Agama se- Indonesia saat ini selain turut menyaksikan persiapan yang telah diambil oleh Panitia Pesparani dan mendampingi LP3KD dan kontingen masing-masing, lebih dari itu sebagai penyemangat dan pendorong masing-masing kontingen untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi dalam menghadapi event Pesparani Katolik Nasional I.” Saya juga berharap para Kakanwil bersama Ketua LP3KD dan Ketua Kontingen dapat bekerjasana mengatasi kesulitan persiapan kontingen terutama soal anggaran. Koordinasikan dengan Gubernur masing-masing agar semuanya lancar,” harapnya.
Pertemuan koordinasi teknis persiapan pelaksanaan Pesparani Katolik Nasional I juga dihadiri Wakil Gubernu Maluku, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Ketua DPRD Provinsi Maluku, dan tokoh agama se-Maluku(it-01)