Ekonomi & Bisnis Maluku 

Kembalikan Kejayaan Maluku Sebagai Penghasil Rempah Terbaik Dunia

Ambon,indonesiatimur.co – Pemerintah Pusat mendukung Pemerintah Maluku untuk mengembalikan kejayaan Maluku sebagai daerah penghasil rempah, yang membuat negara-negara Eropa di masa lalu datang dan menjajah negeri ini.

Hingga saat ini, tanaman rempah rempah berupa cengkeh, pala, dan fuli menjadi primadona dalam eskpor rempah- rempah dari Provinsi Maluku.
Hal tersebut diungkapkan.Gubernur Maluku Said Assagaff kepada wartawan saat digelarnya Seminar Nasional Perhutanan Sosial dan Rempah Rempah, Jumat (9/11).

Gubernur mengatakan,pada tahun 2018, 30 persen PDRB Maluku, disumbangkan oleh sektor pertanian.
“Sektor pertanian menyumbangkan 30 persen PDRB Maluku. Itu termasuk eksport rempah rempah berupa cengkeh, pala dan fuli, “jelasnya.

Menurutnya, negara tujuan eksport rempah rempah Maluku yakni Eropa dan Amerika.
“Rempah rempah berupa cengkeh, pala dan fuli dari Maluku ini terlebih dahulu di kirim he Malaysia dan Singapore. Dan selanjutnya diseleksi mana rempah-rempah yang terbaik itulah yang dibawa ke Eropa dan Amerika, ” ungkapnya.

Guna meningkatkan eksport rempah-rempah Maluku itu,  Pemerintah Maluku menggalakan penanaman pala.
Pada tahun 2018 ini, Pemerintah Maluku telah melakukan penanaman cengkeh lebih dari 1 juta anakan.

Sementara itu, Direktur Kemitraan Hubungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dra. Jo Kumala Dewi, Msi menambahkan pada tahun 2018 ini, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan lahan seluas 200 ribu hektar, kepada Maluku. Lahan ini diperuntukan bagi penanaman tanaman rempah kualitas unggul dari Maluku, yaitu cengkeh dan pala.
“Program ini akan terus berkesinambungan hingga tahun 2019 nanti, ” ujar Kusuma Dewi.

Dikatakannya, selain menyediakan lahan,  Pemerintah Pusat juga akan memberikan infrastruktur yang dibutuhkan.
Ketika ditanyakan tentang polemik lahan yang kerap terjadi, Kumala Dewi mengatakan, persoalan lahan menjadi konsen tersendiri bagi pemerintah.
“Guna meminimalisir hal tersebut pemerintah telah membuat regulasi yang melindungi hak-hak masyarakat adat, ” tegasnya.

Berdasarkan data Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, dalam laporan Potensi Ekspor Rempah-rempah Indonesia 2017, mencatat komoditas lada, kayu manis dan pala merupakan kontributor utama ekspor Indonesia dengan pangsa sebesar 62,8%; 12,4% dan 11,9% dari total ekspor rempah Indonesia.

Rempah-rempah menjadi salah satu komoditas yang mencatatkan surplus pada neraca perdagangan luar negeri sebesar US$ 1,379 miliar pada 2017. Surplus tersebut meningkat sebesar US$ 33,8 milliar dibandingkan dengan capaian 2016 sebesar USD 1,041 miliar. (it-01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.