Ekonomi & Bisnis Maluku 

Maluku Siapkan Kebijakan Strategis Pengembangan Komoditi Rempah

Ambon, indonesiatimur.co – Provinsi Maluku merupakan salah satu dari 5 provinsi penghasil pala terbesar di Indonesia yang meliputi Aceh, Maluku Utara, Papua Barat, Maluku dan Sulawesi Utara.

Produksi pala Maluku tahun 2015 sebesar 4.552 ton dimana Maluku memberikan kontribusi terhadap produksi nasional sebesar 14,5 persen dari total produksi nasional yang mencapai 33,627 ton.

Potensi lahan untuk perkembangan perkebunan di Maluku sebesar 1.410.866, yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan yang meliputi cengkeh, pala, kelapa dan tanaman lainnya tersebar 433.807 hektar. Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dalam acara Lokakarya dan Seminar Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia ( FKPTPI), Kamis (12/10/2017) di Swissbel hotel Ambon.

Menurut Sahuburua, itu artinya masih ada kendala potensi lahan untuk pengembangan rempah cengkeh, pala dan tanaman perkebunan lainnya di Maluku.

Wakil Gubernur mengakui dalam upaya pengembangan komoditas rempah cengkeh dan pala ada beberapa kendala yang dihadapi, antara lain jumlah tanaman yang sudah tua dan tidak produktif, cukup tinggi, siklus produksi dua tahunan untuk cengkeh, sistem bidudaya tradisional dan belum menggunakan pupuk, adanya serangan hama dan penyakit seperti hama penggerak batang pada cengkeh dan pala, pemasaran pala (ekspor) masih terkendala adanya kandungan jamur alfatoxyn pada biji pala, ekspor rempah cengkeh dan pala belum dilakukan secara langsung dari Maluku, industri pengolahan pasca panen rempah cengkeh dan pala masih rendah sehingga daya saing rendah, penerapan sistem resi gedung (SRG) untuk komoditas cengkeh dan pala belum dapat dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga saat panen yang dapat menguntungkan petani.

Untuk mengantisipasinya maka pemerintah daerah menyiapkan kebijakan dan langkah strategis pengembangan rempah cengkeh dan pala antara lain, perluasan peremajaan dan rehabilitasi tanaman. Melaksanakan intensifikasi yang meliputi pemupukan, benih unggul, pengendalian, hama penyakit. Perbaikan pasca panen dan pengelolaan hasil untuk meningkatkan mutu dan nilai tambah, untuk pengendalian aflatoxyn pala.

“Kita telah berkoordinasi dengan balai riset dan standarisasi industri Ambon dan Balai POM untuk melakukan pengujian alfatoxin,” ungkapnya.

Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menjawab pertanyaan wartawan bersama pengurus FKPTPI. [Foto: istimewa]
Selain itu juga dilakukan pengembangan pemasaran rempah dengan mengembalikan aktifitas ekspor melalui pelabuhan Maluku secara terpadu dan lintas sektoral.

“Saat ini atas fasilitasi dari PT. Pelindo IV Maluku rencana ekspor langsung telah disiapkan dengan mengundang Sukofindo untuk kembali beraktifitas di Maluku. Karena itu Pemda Maluku telah membentuk pokja percepatan ekspor dari Maluku guna merealisasikan rencana dimaksud.” tambahnya

Tak hanya itu, pemerintah daerah telah mengusulkan pengembangan cengkeh dan pala di Maluku untuk dimasukan dalam proyek strategis nasional sebagai tindak lanjut dari rapat terbatas kabinet.

“Saya berharap adanya dukungan dari Fakultas Pertanian seluruh Indonesia untuk mengembangkan rempah cengkeh dan pala melalui riset dan inovasi yang dapat dingunakan oleh petani kita,” ujarnya. (it-01)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.