Disperindag Maluku Gelar Pasar Murah Di 33 Titik
Ambon, indonesiatimur.co – Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setiap hari besar keagamaan mempunyai program tahunan yaitu pasar murah. “Setiap tahun kita punya program tahunan saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitti, Natal. Program itu adalah asar murah yang dilakukan di satu tempat maupun mobile,”jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, pada Rabu (20/05/2020).
Untuk tahun ini, walaupun ditengah kondisi pendemi covid-19, Disperindag Maluku tetap menggelar pasar murah secara mobile. “Setelah saya lapor ke Pak Sekda dan juga Gubernur bahwa pasar murah tetap kita laksanakan, tetapi kita robah polanya, seluruhnya kita mobile,”terangnya
Dikatakannya, sebelum pelaksanaan pasar murah, Disperindag Maluku telah lakukan koordinasi dengan kepala-kepala desa di 17 desa yang ada di Kecamatan Leihitu dan Salahutu, Maluku Tengah dan 16 desa dan kelurahan di Kota Ambon. “Sebelum kegiatan.padar murah, kita sudah lakukan koordinasi dengan RT, Kepala Desa maupun Lurah di 33 desa Muslim,”ujarnya.
Pasar murah ini menurut Kadis, telah digelar sejak 14 Mei 2020 hingga 18 Mei 2020.
” Untuk efektif dan mempercepat, kita bagi dua tim. Satu tim melayani luar kota Ambon, tepatnya Maluku Tengah 17 desa itu, satu tim melayani kota Ambon, kota Ambon itu mulai dari lLaha sampai Pohon Mangga, ada 16 titik yang kita datangi,”ungkapnya.
Agar tidak menimbulkan kerumunan dan desak-desakan, maka pasar murah kali ini dibuat dalam bentuk paket.
“Dulu kita datang dengan mobil, siapa mau beli telur silahkan, siapa mau beli apa terserah, tetapi sekarang kita buat dalam paket dan dalam paket ini subsidinya jauh lebih besar,”tandasnya.
Kadis menjelaskan, paket tersebut terdiri dari telur 1 rak, gula 2kg, terigu 2kg, minyak goreng 2 liter, dijual ke masyarakat dengan harga Rp 50.000/paket.
Total 6ribu paket yang disiapkan oleh Disperindag dan semuanya habis terjual. “Ada 33 titik, satu titik itu berkisar antara, 150 hingga 200 paket. Untuk desa atau kelurahan yang besar bisa 250 paket,”terangnya.
Pattiselano bersyukur, karena selama pasar murah,masyarakat mentaati anjuran pemerintah untuk memakai masker dan menjaga jarak . “Dengan waktu 4 hari dengan 33 titik, teman-teman itu harus bergerak selama 4 hari dari satu titik ke titik lainnya, tapi hasilnya kami rasa lebih maksimal dan tidak ada kerumunan. Masyarakat juga sadar, setelah diberikan pemahaman. Mereka antri lalu kita panggil satu per satu maju. Mereka bayar Rp 50.000,-. Ada yang buat di balai desa diatur kursi 6 jaga jarak masuk 6 orang maju ambil, keluar baru 6 lagi masuk, jadi baguslah,”beber Kadis.
Dirinya berterima kasih kepada masyarakat, Ketua RT, Lurah dan Kades yang telah membantu pasar murah berjalan lancar dan tertib.
“Kita juga berterima kasih juga kepada distributor yang telah mendukung suksesnya pasar murah,”ujarnya. (it-02)