Masyarakat Tanimbar Merasa Terbantu dan Sambut Baik Giat Padat Karya Tunai Penanaman Mangrove
Saumlaki, indonesiatimur.co – Pemerintah terus berupaya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Salah satu programnya dilakukan oleh Kementerian Desa (Kemendes) Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI melalui Kegiatan Padat Karya Tunai penanaman magrove yang dilakukan oleh empat kecamatan dan 16 desa binaan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Kegiatan penanaman mangrove mendapat sambutan baik dari warga setempat, karena hutan mangrove yang merupakan habitat bagi ikan, kepiting dan lain sebagainya, menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat setempat yang hidup di pesisir pantai. Selain itu juga yang tak kalah pentingnya adalah pengurangan resiko bencana, abrasi pantai. Kemudian dari sisi ekonominya adalah masyarakat sebagai pelaku langsung terkait pengelolaan lingkungannya.
“Kami sangat berterima kasih dengan adanya vokasi ini,” ujar Marius Batlayeri dari kelompok Desa Ilngey, Kecamatan Tanimbar Selatan, Senin (28/06/2021).
Menurut hematnya, kondisi alam di desanya di pesisir pantai masih tandus, tidak ada satupun mangrove yang hidup. Memang diakuinya, dulu pernah dilakukan penanaman mangrove, sayangnya karena kondisi alam yang ekstrim, maka tanaman-tanaman mangrove itu tersapu angin timur dan gelombang.
“Semoga dengan Vokasi ini pesisir pantai kita lebih hijau lagi agar bisa menahan arus gelombang,” harap Marius, yang menambahkan kalau kelompoknya saat ini lebih fokus pada pembibitan mangrove sambil menunggu kondisi cuaca kembali normal, barulah pihaknya melakukan penanaman.
Disisi lain, Koordinator Adaptasi Iklim dan Pengelolaan Lingkungan Direktorat Penyerasian Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Ditjen PPDT Kemendes PDTT, Ronny Leo M, dalam tatap muka bersama warga Desa Olilit dan Ilngey, mengatakan kalau dari delapan angkatan, Kecamatan Tansel ini masuk pada angkatan 3 dan 4. Yang sebelumnya angkatan 1 dan 2 telah dilaksanakan di Tanimbar Utara. Sedangkan 5 – 6 di Kecamatan Selaru, serta 7 – 8 di Kecamatan Wermaktian. Dimana kegiatan vokasi ini, masyarakat diajarkan bagaimana melakukan rehabilitasi lahan kritis mangrove.
“Masyarakat di Vokasi sehingga bisa melakukan pembibitan, penanaman, serta pemeliharaan mangrove,” katanya.
Dalam tatap muka bersama juga diserahkan modul dan petunjuk pelaksanaan penanaman mangrove, alat-alat perkakas yang nantinya digunakan dalam rehabilitasi manggrove. Misalnya sekop, cangkul, gerobak dorong, centok, parang, sarung tangan, kaos, termasuk tata cara penerapan kebiasaan baru Pandemi covid-19, pemberian vitamin C. (it-03)