Daerah Maluku 

Tingkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Perkebunan di Maluku, Tuasikal Gagas Pertemuan Bimbingan Teknis

Ambon, indonesiatimur.co – Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan di Maluku, anggota komisi IV DPR RI Dapil Maluku, Ir Abdullah Tuasikal, M.Si menggagas pertemuan bimbingan teknis, di ruang pertemuan lantai 5 Hotel Manise Ambon, Sabtu (04/09/2021) dengan para petani pala.

Tuasikal katakan, sebagai anggota komisi IV DPR RI, dirinya selalu memberikan masukan kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, bahwa untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan perlu adanya bimbingan teknis seperti penyuluhan, bimbingan teknis dan pelatihan kepada petani.

“Kita ini memiliki potensi yang sangat besar dan banyak, khususnya pala. Namun tanpa penyuluhan, bimbingan teknis dan pelatihan penyuluhan kepada petani, maka itu akan mubazir.
Eropa datang menjajah Indonesia karena rempah-rempah. Rempah-rempah itu ada di Maluku,”ungkapnya.

Oleh karena itu, dirinya dan Komisi IV DPR RI memperbanyak program-program terkait kegiatan bimbingan teknis, penyuluhan, pengawasan, dan pelatihan.

Khusus untuk Pertemuan Bimbingan Teknis di Ambon, hari ini, Tuasikal katakan para pesertanya adalah orang-orang yang dari desa-desa yang memiliki lahan dan semangat untuk menjadi lebih besar.

“Mereka yang datang ikut pertemuan bimbingan teknis hari ini adalah orang-orang yang memiliki lahan di desanya. Selain itu mereka juga punya semangat untuk berubah. Untuk itulah ilmunya ada disini,”ujarnya.

Menurutnya, saat ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian sudah membantu 20an ribu anakan pala untuk Maluku. Dirinya berharap agar puluhan ribu anakan pala itu mampu merehabilitasi pala-pala di Maluku yang memang sudah tua dan kering.

“Dengan adanya penyuluhan, bimbingan teknis dan pelatihan, maka akan ada peningkatan nilai tambah. Pala yang biasanya 1 hektar, biasanya jadi berapa. Nantinya akan dihitung peningkatannya bisa jadi berapa. Jadi harus berikan motivasi,”tegasnya.

Tuasikal menjelaskan, para petani ini membentuk kelompok tani yang terdiri dari minimal 10 orang. Nantinya akan di hitung lahannya berapa hektar. Setelah itu mereka akan dibantu, entah 500, 1000 atau 2000-an anakan.
“Bantuan ini lengkap. maka itu perlu bimbingan teknis, agar masyarakat bekerja sesuai dengan alur-alurnya. Bagaimana cara jarak tanam, bagaimana dirawat, bagaimana pemberian pupuk,”terangnya.

Tuasikal mengingatkan, untuk bersinergi perlu adanya kerjasama. Jangan ada ego sektoral, yang akhirnya masyarakat tidak dilihat atau diurus. Padahal ini adalah rakyat Indonesia.

“Keberhasilan masyarakat, adalah keberhasilan negara. Keberhasilan masyarakat menambah devisa negara.
Jangan lagi saling menyalahkan. Masyarakat jangan salahkan pemerintah. Masyarakat harus rajin. Pemerintah juga harus berbuat sesuatu untuk rakyatnya,”tandasnya. (it-02)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.