Daerah Maluku 

Kepala Stasiun Geofisika Saumlaki : Tanimbar di Zona Subduksi dan Berpotensi Rawan Gempa

Saumlaki, indonesiatimur.co – Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), daerah kepulauan yang menjadi bagian dari Provinsi Maluku, merupakan wilayah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Australia, berada pada Zona Subduksi dan berhadapan langsung dengan Laut Banda. Dimana pada zona tersebut, berada pada jalur pertemuan 3 lempeng tektonik aktif utama dunia, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia, sehingga tetap akan berpotensi rawan terjadinya Gempa Bumi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Saumlaki, George F. A. Muabuay, saat diwawancarai indonesiatimur.co, Senin (16/01/2023) di ruang kerjanya.

Untuk diketahui, Zona Subduksi adalah area di mana bertemunya dua lempeng yang membentuk deretan gunung berapi dan rawan gempa bumi. Daerah pertemuan antar lempeng di lokasi Zona Subduksi, disebut sebagai patahan gempa, atau sebuah megathrust. Hal inipun dibenarkan oleh para tenaga ahli dari Badan Geologi yang telah mencatat secara statistik dan memetakan wilayah kegempaan di seluruh Indonesia yang menyimpulkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, termasuk Maluku dan Papua, memiliki potensi tingkat kegempaan yang sama, kecuali Pulau Kalimantan.

Dalam keterangannya saat ditanyakan tentang potensi kemungkinan terulangnya kembali di masa sekarang, dua Gempa Bumi yang pernah terjadi di daerah Maluku dan disusul bencana Tsunami paling mematikan, yakni pada tahun 1674 yang menelan korban jiwa mencapai 2.320 orang, dan di tahun 1899 yang juga menelan sebanyak 3.864 korban jiwa, dirinya mengatakan bahwa kemungkinannya ada dan bisa saja gempa berkekuatan besar tersebut berulang.

“Alasannya adalah karena dinamika itu tetap ada, hanya saja kita tidak bisa memprediksikan kepastiannya kapan. Bisa saja terjadi, karena selama ini juga potensi Gempa Bumi yang terbanyak itu ada di Laut Banda yang masuk daerah Maluku. Jadi memang potensinya ada, karena kita di Maluku ini berada di jalur pertemuan 3 lempeng. Ketiga lempeng tersebut ujungnya ada di Laut Banda, dan kita di Tanimbar ini posisinya berhadapan langsung dengan Laut Banda,” ujar Kepala Stasiun Geofisika Saumlaki ini.

Untuk itu dirinya mengingatkan bahwa hal tersebut kemudian tidak menjadi suatu kekhawatiran besar bagi masyarakat, khususnya masyarakat Tanimbar, dan secara umum bagi masyarakat Maluku. Dirinya bahkan berharap, peranan para awak media harus mampu untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan kepanikan besar. Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan berbagai berita menyesatkan (hoaks) yang tidak berdasarkan fakta dan data yang akurat.

“Itu yang perlu kita garis bawahi. Kewaspadaan itu perlu. Untuk itu, awak media juga harus mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan kepanikan di dalam masyarakat. Masyarakatpun harusnya sikapi dan cernai segala informasi yang diterima sehingga informasi tersebut kemudian tidak menyesatkan,” pintanya. (it-03)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.