Agenda Nasional 

Ekspedisi Arkeologi Maritim; Mencari Kapal Karam di Dasar Laut Indonesia

kapal karam di dasar laut, foto: int
kapal karam di dasar laut, foto: int

Jakarta – Setelah sukses menggelar Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015, Pemerintah dan sejumlah pihak kini berencana untuk menggelar Ekspedisi Arkeologi Maritim Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memetakan kapal-kapal yang karam di laut Indonesia.

“Kami memerintahkan agar melakukan survei nasional untuk seluruh benda muatan kapal tenggelam (BMKT),” kata Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad, seperti dilansir Okezone, Minggu (12/7/2015).

Rencana Ekspedisi ini digagas saat Sudirman Saad menggelar buka puasa bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI) Y. Paonganan, dan arkeolog Ali Akbar, Sabtu (11/7/2015).

Sementara itu, Ali Akbar mengatakan bahwa Ekspedisi Arkeologi Maritim Indonesia dirancang untuk memetakan lokasi kapal karam yang ada di seluruh Indonesia.

“Banyak kapal tenggelam, misalnya kapal Portugis, Belanda, dan China dari periode tahun 1500-1800 yang diperkirakan mencapai 400 kapal tenggelam di perairan Indonesia,” terangnya.

Dia mengungkapkan bahwa wilayah tersebut akan disurvei terlebih dahulu dan difokuskan di wilayah dimana banyak pencari harta karun yang juga mengincar muatan kapal-kapal yang diduga karam di wilayah-wilayah tersebut.

“Salah satu kapal yang paling menjadi incaran para pemburu harta karun di kapal tenggelam adalah Flor de la Mar atau Flower of the Sea,” tuturnya.

Menurut dia, Flor de la Mar adalah kapal yang paling dicari karena pada saat tenggelam tahun 1511 memuat harta benda yang diboyong Portugis setelah menaklukkan Kerajaan Malaka.

“Pada saat berlayar menuju Portugis, kapal tersebut diperkirakan diterjang badai dan sejak itu tidak pernah terlacak lagi keberadaannya,” jelasnya.

Dia berharap, hasil ekspedisi ini akan berguna dan akan disampaikan kepada pemerintah untuk kemudian mengambil tindakan.

“Misalnya pengangkatan, pariwisata, perlindungan wilayah laut, dan sebagainya,” tutupnya. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.