Daerah Sulawesi Tenggara 

Mutu Pendidikan di Kota Kendari Terancam, Ini Penyebabnya!

[Ilustrasi Siswa SD, foto: int]
[Ilustrasi Siswa SD, foto: int]
Kendari – Pendidikan di Indonesia khususnya kawasan Indonesia Timur masih menyisakan beragam persoalan. Persoalan-persoalan tersebut kemudian mau tidak mau akan berpengaruh kuat terhadap kualitas para peserta didik.

Kurangnya sarana belajar seperti ruang kelas menjadi masalah utama yang terjadi di kawasan timur seperti yang baru-baru ini terjadi di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultr). Para siswa Sekolah Dasar di kota ini terpaksa bergantian kelas untuk bisa belajar.

Pakar pendidikan Sultra, Prof. Abdullah Al Hadzah mengungkapkan bahwa proses belajar yang dilakukan siang hari dengan sistem shift ini dianggap tidak efektif.

“Ini akan mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri, karena saat siang kondisi murid dipastikan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik,” katanya seperti dilansir KendariNews, 30/07.

Menurut Prof. Abdullah, kalau proses belajar siang hari hanya berlaku untuk kelas 1-2 itu tidak terlalu berpengaruh, karena proses belajar dua kelas tersebut relatif singkat.

“Tapi kalau berlaku untuk kelas 3-6 itu sangat berpengaruh, pertama kenyamanan belajar akan terganggu dan kedua ada kemungkinan terjadi korting waktu sehingga murid tidak belajar secara efektif seperti di pagi hari,” terangnya.

Idealnya kata, Prof. Abdullah standar layanan minimum bagi sarana belajar murid adalah satu banding satu, dan dimungkinkan dengan standar satu banding satu koma dua.

“Artinya, semestinya satu kelas untuk satu ruang belajar, dan dimungkinkan jika sekolah memiliki 10 ruang belajar untuk dijadikan tempat belajar 12 rombongan belajar,” jelasnya.

Diketahui, belajar siang tersebut terjadi karena daya tampung ruang belajar yang tidak sesuai dengan jumlah siswa, sehingga double shift diberlakukan sebagai jalan keluarnya. (aS)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.