Daerah Sulawesi Selatan 

Indonesia Timur Krisis Mubaligh

[foto: int]
[foto: int]
Makassar – Sekjen Masjid Al Markaz Al Islamy Prof Dr Anwar Arifin mengatakan bahwa Indonesia Timur kekurangan Mubaligh. Karenanya, perlu cara untuk mengatasinya salah satunya melalui Pelatihan Muballigh tahap ke-3 se-Kawasan Timur Indonesia (KTI).

“Bangsa Indonesia kekurangan muballigh untuk mengisi berbagai kegiatan masyarakat. Al Markaz sebesar ini ternyata muballighahnya itu-itu aja tiap tahun dan tidak ada wajah baru yang muncul,” kata Prof Dr Anwar, seperti dilansir ROL, (18/10).

Pelatihan Muballigh ini digelar dengan tujuan untuk mengatasi kelangkaan Muballighah di tengah kehidupan masyarakat di masjid, majelis taklim, surau dan berbagai kegiatan masyarakat. Pelatihan yang digelar panitia Masjid Al Markaz Al Islamy selama tiga hari ini diikuti sekitar 70 peserta dari luar Sulsel ditambah sekitar 30 peserta dari Sulsel.

“Para muballighah era ini menghadapi tantangan yang lebih berat, karena selain harus berhadapan dengan masalah sosial kemasyarakatan,” ujarnya.

Di lokasi wisata tersebut, kata dia, selama tiga hari para muballighah dilatih dan sekaligus melakukan pengkajian masalah agama dan sosial, termasuk masalah khilafiah.

“Juga harus menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang tumbuh dengan cepat,” katanya.

Menurutnya, apabila tidak disikapi dengan baik dengan pondasi nilai-nilai agama, maka itu dapat menggiring masyarakat atau umat menganut faham sekularisme, hedonisme dan apatis dengan kondisi di sekitarnya. (aK)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.