Festival Teluk Jailolo 2016 Angkat Nilai Sejarah Kekayaan Rempah
Jakarta – Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Wagub Maluku Utara M Natsir Thaib dan Bupati Halmahera Barat Danny Missy meresmikan festival Teluk Jailolo (FTJ) 2016 yang ke 8 kalinya. Festival tersebut mengangkat nilai sejarah bahwa Halmahera Barat pernah menjadi kepulauan kaya akan rempah di Maluku Utara.
“Nilai sejarah sebagai kota rempah menjadi branding Jailolo untuk mendongkrak kunjungan wisatawan,” kata Esthy seperti dilansir Poskotanews, (19/04).
Esthy mengungkapkan bahwa popularitas Moloku Kie Raha (Jailolo, Bacan, Ternate dan Tidore) sudah tersohor ke seluruh dunia sebagai kepulauan penghasil rempah terbaik dunia (spice island) sejak Abad XV.
“Ini menjadi branding untuk mendongkrak pariwisata Maluku Utara,” ujarnya.
Esthy mengungkapkan bahwa Maluku Utara ke depan memiliki prospek sangat cerah dalam hal pariwisata seiring meningkatnya fasilitas aksesibilitas, amenitas, dan aktraksi wisata. Apalagi, Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Fasilitas infrastruktur, amenitas, dan atraksi di sana akan lengkap,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Utara M Natsir Thaib mengungkapkan bahwa tujuan penyelenggaraan FTJ 2016 untuk menumbuhkan dan mengukuhkan kembali identitas Halmahera Barat (Halbar).
“Ini menjadi daya dorong dalam membangun pariwisata terintegrasi berbasis pelestarian budaya dengan akar sejarah kejayaan Kepulauan Rempah Moloku Kie Raha,” jelasnya. (as)